Hampir Setahun Siswa Belajar Daring, Orang Tua Paling Diandalkan untuk Pendidikan Karakter
Kepala SMKN 6 Yogyakarta, Wiwik Indriyani, mengungkapkan kekhawatirannya pada perkembangan pola belajar dan karakter siswa di masa
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
"Pendidikan karakter saat ini lebih sulit lagi. Harus melalui peran orang tua dan lingkungan. Peran guru sangat kecil," ucapnya ketika dihubungi, Rabu (10/2/2021).
Ananta menambahkan, dirinya pernah mendapatkan cerita dari guru agama di SMP saat ia masih menjabat sebagai Ketua Komite.
"Saya pernah dicurhati guru Pendidikan Agama, ketika masih belajar di sekolah saja beliau kesulitan dengan sistem zonasi. Mohon maaf, SMP itu dekat dengan wilayah kumuh, jadi menerima murid sekadarnya. Sudah beberapa kali saya dicurhati, sulit ngandani (menasihati) anak-anak, ada yang rambutnya dicat, ada yang merokok. Apalagi sekarang beliau-beliau enggak bisa langsung ketemu," tandasnya.
Sementara itu, siswa kelas XII SMAN 2 Wonosari, Gilang Cahya Nusantara mengatakan, mengenai tata tertib di sekolah telah dijelaskan sejak kelas X saat siswa baru memasuki SMA.
Sementara, selama kelas XI dan XII hal itu disampaikan guru saat bertemu di sekolah dan menemukan siswa yang tidak patuh tata tertib.
Sementara, selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) hal itu disampaikan dengan cara sama, namun melalui daring, semisal video call.
• Guru SMAN 3 Bantul Kontrol Pendidikan Karakter Siswa dengan Video Classroom dan Video Call Personal
• Sambangi KUA Gunungkidul, Bidang Urais Kemenag DIY Pastikan Gerakan Prokes 5M Berjalan Efektif
"Selama kelas XI dan XII mungkin kalau ke sekolah sering ditanyai, kalau pas ke sekolah ada yang rambut gondrong. Pas PJJ kadang ditanyai, kok gondrong? Ya wis (ya sudah) potong," tuturnya.
"Pas tatap muka Meet (video konferensi) diwajibkan semua siswa pakai seragam," sambungnya.
Sementara itu, terkait kedisiplinan siswa terhadap jam pelajaran daring, Gilang menuturkan, sekolah sudah membuat sistem yang cukup baik terkait hal tersebut dengan cara membuat presensi dan tindak lanjutnya.
"Kalau jadwal, sekolah pasti membuat bagaimana siswa itu jadi disiplin, setiap mau pergantian pelajaran wajib diisi (presensi). Guru yang mengajar akan kasih tahu ke wali kelas siapa saja yang tidak hadir. Wali kelas akan langsung menghubungi (siswa tersebut)," tandasnya. (uti)