Guru SMAN 3 Bantul Kontrol Pendidikan Karakter Siswa dengan Video Classroom dan Video Call Personal
Kepala SMAN 3 Bantul, Suwarsono mengatakan, saat awal pandemi, para siswa masih sangat susah menerima pembelajaran daring.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pembelajaran daring selama pandemi sudah berlangsung hampir satu tahun.
Salah satu hal yang dikhawatirkan sulit tercapai selama menggunakan metode ini adalah pendidikan karakter para siswa.
Kepala SMAN 3 Bantul, Suwarsono mengatakan, saat awal pandemi, para siswa masih sangat susah menerima pembelajaran daring.
Hal itu terlihat dari partisipasi mereka yang sangat minim ketika pembelajaran daring.
• Sambangi KUA Gunungkidul, Bidang Urais Kemenag DIY Pastikan Gerakan Prokes 5M Berjalan Efektif
• SINOPSIS Ikatan Cinta Hari Ini Rabu 10 Februari 2021, Apa Jadinya Jika Sodikin Bertemu Andin?
Namun, saat ini, menurutnya, hampir seluruh siswa sudah hadir dalam pembelajaran.
"Tapi sekarang hampir semua siswa hadir dalam kelas daring itu. Kalau tidak hadir mereka izin. Sudah aktif hadir, tugas dikerjakan. Itu yang awalnya bingung bagaimana cara mengajaknya, sekarang sudah mulai familiar," ujar Suwarsono kepada Tribun Jogja, Selasa (9/2/2021).
Berkaitan dengan pendidikan karakter siswa, Suwarsono melanjutkan, walaupun tidak bertemu dengan siswa secara langsung, guru-guru di sekolahnya bisa memantau lewat Google Classroom atau menelepon dengan telepon video.
Meskipun diakuinya pula, efek yang ditimbulkan sangat berbeda ketika bertemu langsung.
"Guru menelepon di video call, jadi tahu untuk melihat karakter anak. Ada yang rambutnya gondrong atau disemir. Anak-anak yang punya potensi (tidak ikut tata tertib) divideo call agar bisa tahu persis posisinya. Tatib (tata tertib) di sekolah tetap disampaikan meskipun dalam keterbatasan," paparnya.
Di sisi lain, ungkap Suwarsono, kedisiplinan siswa mulai bangkit.
"Bahasa yang mereka gunakan di WhatsApp sudah lebih terkontrol, sudah lebih sopan. Mulai mengerti tata bahasa dalam media daring," imbuhnya.
• GeNose Segera Hadir di Berbagai Rumah Sakit di DI Yogyakarta, Harga Kisaran Rp 20.000-Rp 50.000
• Pemeriksaan Surat Rapid Antigen di Perbatasan Masuk DIY, Berikut Sasaran dan Jadwal Pelaksanaannya
"Walaupun sangat lambat, tetapi tetap bisa dipantau dan ada proses yang baik. Ada proses karakter, tata bahasa, dan perilaku," sambungnya.
Dari sisi guru, Suwarsono menyampaikan, pandemi memunculkan suatu revolusi besar.
Yang mana sebelumnya guru tidak paham sama sekali dengan pembelajaran daring, kini telah terbiasa.
"Jelas ada pola kerja yang berubah dari bapak ibu guru, dulu bapak ibu guru tidak kenal dengan pola pembelajaran daring. Sekarang sudah bisa lewat Google Classroom, video. Ini revolusi di abad pandemi. Kalau tidak ada pandemi bapak ibu guru tidak bisa paham dengan pembelajaran daring," bebernya. (uti)