PSTKM

Terdampak PSTKM, Omzet Pedagang Pasar Beringharjo Barat Berkurang 70 Persen

Pembatasan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM) yang diterapkan di Kota Yogyakarta dalam beberapa pekan terakhir

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Azka Ramadhan
Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pembatasan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM) yang diterapkan di Kota Yogyakarta dalam beberapa pekan terakhir benar-benar mempengaruhi pemasukan para pedagang di Pasar Beringharjo Barat.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beringharjo Barat, Bintoro mengatakan, tidak adanya wisatawan yang berkunjung ke Kota Pelajar menjadi penyebab utamanya.

Padahal, selama ini, wisatawan menjadi konsumen utama, karena di sisi barat rata-rata menjajakan batik, pakaian, hingga suvenir.

Baca juga: Perkuliahan Daring Berlanjut, Dekan Fisipol UGM Sarankan Metode Pembelajaran Berikut Ini

"Penurunannya bisa 60-70 persen. Bahkan, banyak pedagang yang buka sebentar, terus tutup lagi, karena memang saking sepinya," katanya, Senin (1/2/2021).

Karena itu, beberapa pedagang di Pasar Beringharjo Barat kini lebih memilih libur dan tidak membuka lapak, sembari beriatirahat, serta menunggu perkembangan situasi.

Sebab, ketika memaksakan berjualan, hasil yang didapat pun tidak seberapa karena kondisinya sepi.

"Bisa dibilang sangat jauh sekali dari hari-hari biasa sebelum PSBB (PSTKM). Mungkin, ini cuma sekitar 30 persennya (omzet yang masuk) saja. Kemarin sempat berjalan baik, terus ada PSBB jadi penurunan lagi," keluhnya.

"Tapi, memang ada juga yang laku nggak laku tetap jualan. Apapun yang terjadi, laku satu, dua, tiga, ya dijalani saja, karena ini rutinitas kita. Tetap berusaha telaten, serta berdoa," tambah Bintoro.

Baca juga: Polres Klaten Bagikan Ratusan Masker di Pasar Srago dan Pasar Darurat

Ia berujar, guna mensiasati kondisi pasar yang sepi, beberapa pedagang saat ini mulai gencar menggenjot sistem jual beli online-nya.

Terlebih, sudah sejak lama Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta memberikan penyuluhan kepada para pedagang untuk memanfaatkan metode daring.

"Teman-teman pedagang yang muda-muda itu sejak dulu, bahkan sebelum Covid-19 sudah mulai, sekarang kita makin gencar di online. Tapi, masalahnya yang sepuh-sepuh itu, pasti terkendala. Padahal, di sini 40-50 persen pedagangnya sudah sepuh," pungkasnya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved