Erupsi Gunung Merapi
ERUPSI Gunung Merapi : Volume Kubah Lava Menurun Signifikan, Potensi Awan Panas ke Depan Menurun
BPPTKG mencatat, volume kubah lava Gunung Merapi mencapai 158.000 m3 pada 25 Januari 2021.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, volume kubah lava Gunung Merapi mencapai 158.000 m3 pada 25 Januari 2021.
Berikutnya, pada 28 Januari 2021 volume kubah lava menurun menjadi sebesar 62.000 m3.
Hal itu dikarenakan terjadi awan panas guguran yang cukup intens, yakni sebanyak 52 kali pada 27 Januari 2021.
"Karena lava yang keluar langsung menjadi guguran dan tidak sempat lagi membentuk kubah," ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, dalam Siaran Informasi BPPTKG, Jumat (29/1/2021).
Dengan peristiwa itu, Hanik melanjutkan, potensi bahaya Gunung Merapi ke depan secara umum berkurang.
Baca juga: BPPTKG Terbangkan Drone Untuk Memastikan Jarak Luncuran Awan Panas Gunung Merapi
Namun, yang masih perlu terus diperhatikan adalah adanya suplai magma dari dalam.
"Ini yang kita tidak pernah tahu. Namun, potensi awan panas ke depan bisa dibilang menurun," imbuhnya.
Selain itu, dilaporkan pula data pemantauan seismik, deformasi, dan gas Gunung Merapi masih mengalami penurunan.
Tidak ada tekanan magma berlebih yang mencerminkan tambahan suplai magma.
Berdasarkan pengamatan visual Gunung Merapi pada Rabu (27/1/2021), terjadi awan panas guguran sebanyak 52 kali, amplitudo maksimal 77 mm, durasi 317,8 detik, estimasi jarak maksimum 3.000 m ke arah barat daya (hulu Kali Krasak dan Kali Boyong), tinggi kolom teramati tersapu angin kencang dari barat ke timur rata puncak.
Hari berikutnya, ungkap Hanik, BPPTKG mencoba untuk mengambil gambar di lapangan.
Pada Kamis (28/1/2021), BPPTKG mengonfirmasi sejauh mana awan panas guguran yang terjadi pada sehari sebelumnya.
"Dari sini ternyata dari pengamatan drone kami, awan panas yang terjadi untuk jarak maps 3.200 m dan untuk jarak miring 3.500 m, jadi ini titik terakhir awan panas. Jarak awan panas ini masih cukup jauh dari pemukiman yang berjarak 6,5 km," beber Hanik.
Ditanya mengenai dampak spesifik awan panas guguran tersebut, Hanik menjelaskan, pada area yang terlampaui oleh awan panas guguran, maka terbakar hangus dan terjadi kerusakan.
Baca juga: Update Aktivitas Gunung Merapi: Laporan Guguran Awan Panas dari Puncak Merapi, Berikut Kata BPPTKG