Update Aktivitas Gunung Merapi: Laporan Guguran Awan Panas dari Puncak Merapi, Berikut Kata BPPTKG
Gunung Merapi tercatat mengalami erupsi guguran awan panas sebanyak 8 kali pada periode pemantauan pukul 18.00-00.00 WIB, Rabu (27/1/2021) kemarin
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN -Gunung Merapi dilaporkan masih menyemburkan awan panas hingga Rabu (27/1/2021) tadi malam.
Gunung Merapi tercatat mengalami erupsi guguran awan panas sebanyak 8 kali pada periode pemantauan pukul 18.00-00.00 WIB, Rabu (27/1/2021) kemarin.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat fenomena alam tersebut beramplitudo maksimum 77 mm dengan durasi 196 detik.
"Jarak maksimum 2 km ke arah barat daya atau Kali Krasak dan Boyong," papar Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida.
Baca juga: ERUPSI Gunung Merapi, BPBD Klaten Satu Desa Dilaporkan Hujan Abu Vulkanik, Warga Diminta Waspada
Baca juga: Pengungsi Merapi di Barak Pengungsian Purwobinangun Jalani Protokol Kesehatan
Kemudian pada Kamis (28/1/2021) periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB tak terjadi erupsi guguran material vulkanik.
Asap kawah tidak teramati sepanjang periode pengamatan tersebut.
"Gunung diselimuti kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III," tandasnya.
Adapun kondisi cuaca di puncak Merapi terpantau mendung.

"Angin bertiup lemah, sedang, hingga kencang ke arah timur dan tenggara. Suhu udara 13-21 °C, kelembaban udara 75-90 %, dan tekanan udara 566-685 mmHg," tandasnya.
Saat ini status Gunung Merapi masih berada level III atau siaga.
Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan maka status Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Hujan Abu dan Potensi Bahaya
Akibat dari kejadian awan panas guguran tersebut, sejumlah lokasi melaporkan hujan abu dengan intensitas tipis hingga tebal, seperti di Kecamatan Tamansari dan Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali dan beberapa lokasi di Klaten.
“Hujan abu dapat terjadi sebagai akibat dari kejadian awan panas guguran. Untuk itu masyarakat diharapkan untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik, seperti dengan menggunakan masker, kacamata, dan menutup sumber air," kata Hanik.
Hanik melanjutkan, jarak luncur awan panas masih dalam radius bahaya yang direkomendasikan oleh BPPTKG–PVMBG-Badan Geologi, yaitu sejauh 5 km dari Puncak Merapi pada alur Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
