Kabupaten Sleman

Selama Pandemi Covid-19, Partisipasi KB di Sleman Cukup Tinggi

Pandemi Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) tidak berdampak banyak terhadap program pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Sleman.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
ist
keluarga berencana kb_ 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pandemi Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) tidak berdampak banyak terhadap program pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Sleman.

Terbukti, peserta aktif KB dari pasangan usia subur (PUS) masih cukup tinggi sepanjang tahun 2020.

Bahkan, angkanya mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. 

"Kepesertaan aktif KB dari Desember 2019 - Desember 2020, ada kenaikan 1.559 orang. Dari awalnya 110.2074 menjadi 111.833," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sleman, Mafilindati Nuraini, ditemui di kantornya, Selasa (19/1/2021). 

Menurut dia, PUS dari semua tahapan berjumlah 144.604 orang.

Dari jumlah tersebut, kepesertaan aktif KB sebanyak 111.833 orang. Artinya, pencapaian program KB di Sleman mencapai 77.34 persen. Jumlah tersebut menurut dia sudah cukup tinggi. 

"Target pencapaian kami di angka 76 persen. Ini sudah 77.34 persen. Jadi sudah melebihi target," tuturnya. 

Mafilindati mengungkapkan, keberhasilan capaian akseptor KB di Sleman atas kerja keras dari semua pihak.

Sebab, saat awal masa pandemi corona merebak, pihaknya mengaku sempat pesimis karena peserta aktif KB yang seharusnya dijadwalkan suntik ulang, banyak yang tidak datang.

Sebab ada rasa takut ke fasilitas kesehatan, sehingga terjadi ketimpangan angka cukup besar. 

Kemudian melalui dukungan dari BKKBN Pusat dan Pemerintah Provinsi, pihaknya mengaku bekerja keras agar capaian akseptor KB di Sleman jangan sampai turun.

Baca juga: Sri Sultan Hamengku Buwono X : PTKM di DIY Bisa Diperpanjang Jika Masyarakat Masih Tak Disiplin

Baca juga: Persempit Ruang Demokrasi, ARDY Tuntut Gubernur DIY Batalkan Pergub No 1 Tahun 2021

Menurutnya, strategi dijalankan dengan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat melalui momentum khusus. Seperti hari Jadi Kabupaten, Hari Kemerdekaan Republik Indonesia maupun hari kontrasepsi se-dunia, dengan adanya pelayanan sejuta akseptor dari BKKBN pusat. 

Termasuk, membuka pelayanan konsultasi KB secara online dan gencar promosi menggunakan video.

"Harapannya, agar mereka tidak takut ke faskes. Karena yang penting prokes ketat. Petugas juga melakukan pelayanan dengan standar prokes," ucap dia. 

Mafilindati tidak memungkiri, saat awal pandemi memang sempat ada sejumlah bidan di Fasilitas Kesehatan swasta menutup pelayanan KB karena dilarang oleh Keluarganya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved