Kisah Relawan Penyelam Ikut Pencarian Kotak Hitam, Korban dan Pesawat Sriwijaya Air
penyelaman untuk membantu pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182, yang hilang kontak sejak Sabtu (9/1//2021)
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com JAKARTA -- Makmur Ajie Panangean (54) dari Makassar, Sulawesi Selatan, rela terbang ke Jakarta untuk misi kemanusiaan, yakni melakukan penyelaman untuk membantu pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182, yang hilang kontak sejak Sabtu (9/1//2021).
Makmur tergetar ketika mendengar peristiwa hilang kontak.
Tak kuasa, jiwanya tergoyah.
Ia langsung tergerak untuk membantu pencarian.
Keahlian menyelamnya pun digunakan untuk membantu.
"Jiwa kami, daripada untuk senang-senang, lebih baik keahlian ini kita pakai supaya bisa berguna buat sesama," ujar Makmur.
Ia tiba di Jakarta pada Senin (11/1/2021).
Dan menunggu giliran untuk melakukan penyelaman di perairan diduga lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Makmur sudah beberapa kali melakukan penyelaman dalam misi kemanusiaan, sebelumnya saat Lion Air JT-610
"Saya menyelam baru 12 tahun. Dibanding teman-teman ada yang 30 tahun diving, permasalahan jam terbang saja. Saya sudah Dive Instructor," tutur Makmur.
Sebelum berangkat ke Jakarta, ia meminta dukungan dari keluarga.
Sebab, jiwanya terpanggil untuk memberikan bantuan semaksimal mungkin.
"Anak dan istri sudah memberi izin untuk mendukung. Jadi kita pamit kepada mereka semua bahwa kita terpanggil untuk ini," sambungnya.
Makmur yang menjabat sebagai Ketua Bidang Usaha Wisata Bahari POSSI ini, mengatakan kesiapan fisik menjadi hal yang penting sebelum melakukan penyelaman.
"Kita harus cek dulu fisik kita, karena menyelamatkan itu harus nge-rescue diri sendiri dulu baru nge-rescue orang lain," tuturnya.