Vaksin Covid

Ini Alasan Pemkab Sleman Usulkan Nama Dokter Tirta Sebagai Penerima Vaksin Covid-19 Tahap Pertama

Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman sudah berkomunikasi dengan tokoh-tokoh tersebut, dan para tokoh menyatakan sanggup menerima vaksin.

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
YouTube BNPB Indonesia
Dokter Tirta Mandira Hudhi menjadi tokoh informal yang diusulkan Pemkab Sleman untuk menerima vaksin COVID-19 pada 14 Januari 2021 mendatang. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Tokoh formal maupun informal akan menjadi sasaran penerima vaksin COVID-19 di Kabupaten Sleman.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengatakan tokoh formal adalah pejabat publik dalam forum komunikasi pimpinan daerah, seperti Bupati Sleman, Sekretaris Daerah Sleman, Kapolres Sleman, Dandim Sleman, Ketua DPRD Kabupaten Sleman, dan lain-lain.

Sedangkan untuk tokoh informal, Kabupaten Sleman mengusulkan Dokter Tirta Mandira Hudi atau yang akrab disapa Dokter Tirta.

Rencananya para tokoh formal dan informal tersebut akan divaksin pada 14 Januari 2021 mendatang.

Baca juga: Kantor Pos Yogyakarta Pastikan Penyaluran Bantuan Sosial Tunai Tetap Berjalan selama PSTKM

Baca juga: UPDATE Daftar Pemain Masuk Keluar Liga Inggris: West Ham, Arsenal, MU, Liverpool, Man City & Spurs

Meski telah ditentukan waktu vaksinasi, pihaknya masih menunggu izin Emergency Use Authorization (UEA) dari BPOM RI.   

"Untuk kick off nasional pada 13 Januari, penerima sasaran adalah Presiden RI, bersama pimpinan lembaga negara dan menteri kabinet. Untuk tingkat daerah, DIY dan kabupaten/kota, pada 14 Januari 2021. Kick off Kabupaten Sleman akan diikuti oleh tokoh panutan formal dan informal," katanya, Minggu (10/01/2021).

Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman sudah berkomunikasi dengan tokoh-tokoh tersebut, dan para tokoh menyatakan sanggup menerima vaksin.

Joko menerangkan, tokoh-tokoh tersebut dipilih agar dapat meyakinkan masyarakat terkait keamanan vaksin tersebut.

Termasuk pemilihan Dokter Tirta sebagai salah satu penerima Vaksin.

Baca juga: UPDATE Gunung Merapi, BPPTKG Sebut Belum Ada Potensi Lahar Hujan

Baca juga: Imbas Pandemi, Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Magelang Menurun Signifikan 

"Dokter Tirta adalah tokoh yang cukup kuat di media sosial. Dokter Tirta cukup aktif dalam memberikan pendapat tentang COVID-19, dan banyak masyarakat yang membaca itu. Itu menjadi salah satu pertimbangan kami. Kami masih dalam tahap penggodokan, tetapi beliau mau dan sudah mempublikasikan di Instagram pribadinya," terangnya.

Sebelumnya, Bupati Sleman, Sri Purnomo menyatakan pihaknya siap menerima vaksin pertama di Kabupaten Sleman.

"Saya siap menerima vaksin yang pertama," katanya.

Vaksin Halal

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China, yang dibeli Pemerintah Indonesia suci dan halal.

Hal tersebut merupakan hasil sidang Komisi Fatwa MUI yang digelar pada Jumat (8/1/2021) siang.

"Setelah dilakukan diskusi panjang dari penjelasan auditor, maka Komisi Fatwa menyepakati bahwa vaksin Covid-19 yang diproduki Sinovac suci dan halal," ujar Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni'am dalam konferensi pers secara virtual, Jumat sore.

Seiring dengan itu, MUI pun telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa vaksin Covid-19 produksi Sinovac yang sudah ada di Indonesia halal.

Baca juga: Presiden Jokowi Minta Masyarakat Bersedia Mengikuti Program Vaksinasi Covid-19

Baca juga: Pemkot Yogya Butuh 9 Ribu Vaksin COVID-19 untuk Vaksinasi Nakes

Namun demikian, kata Ni'am, fatwa utuh MUI terkait vaksin Covid-19 tersebut baru akan dikeluarkan setelah hasil uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) keluar.

Hal itu terutama untuk menentukan terkait keamanan, kualitas, dan kemanjuran dari vaksin tersebut.

"Jadi fatwa utuhnya akan disampaikan setelah BPOM menyampaikan mengenai aspek keamanan untuk digunakan apakah (vaksin) aman atau tidak. Fatwa akan melihat aspek ketayiban itu," kata dia.

ILUSTRASI - Tampilan vaksin corona yang dikembangkan perusahaan farmasi asal Cina, Sinovac
ILUSTRASI - Tampilan vaksin corona yang dikembangkan perusahaan farmasi asal Cina, Sinovac (DW INDONESIA via kompas.com)

Niam memastikan bahwa kebolehan penggunaan vaksin Covid-19 tersebut sangat terkait dengan keputusan atas aspek keamanan dari BPOM.

"Dengan demikian, fatwa MUI terkait produk vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, ini akan menunggu final dari BPOM mengenai aspek ketayibannya," kata dia.

Adapun MUI telah melakukan audit lapangan terhadap vaksin Sinovac sejak vaksin masih berada di Beijing, China, hingga tiba di Tanah Air dan disimpan di PT Bio Farma, Bandung.

Baca juga: Dinkes Sleman Sebut PSTKM Tak Pengaruhi Vaksinasi COVID-19

Baca juga: Syarat Suntik Vaksin Corona dan Penjelasan Kadiskes Soal Vaksinasi Terhadap Penderita Penyakit Ini

Dari hasil audit lapangan tersebut, tim dari MUI pun melakukan sidang Komisi Fatwa untuk menentukan kehalalan vaksin.

Saat ini sudah terdapat 3 juta dosis vaksin Sinovac di Indonesia dan sudah didistribusikan ke sejumlah daerah.

Kelompok Penerima Vaksin Covid-19 Perdana

Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Wiku Adisasmito, menyebutkan ada tiga kelompok besar yang akan mendapat vaksinasi Covid-19 perdana.

Presiden menjadi salah satu yang masuk dalam kelompok tersebut sehingga bakal divaksin di periode awal.

"Jadi akan ada tiga kelompok besar yang akan menerima penyuntikan vaksin perdana, yaitu, kelompok satu itu adalah pejabat publik pusat dan daerah," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (7/1/2021).

Kelompok kedua yang juga akan mendapat vaksinasi perdana yakni pengurus asosiasi profesi tenaga kesehatan.

Kemudian, pimpinan kunci dari institusi kesehatan di daerah.

Sementara, kelompok tiga vaksinasi perdana menyasar pada tokoh agama di daerah.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito (kompas.com)

Wiku mengatakan, mereka yang akan divaksin di periode awal diharapkan dapat menjadi panutan bagi masyarakat agar tidak ragu untuk divaksin.

"Momen untuk mengajak masyarakat untuk tidak ragu divaksinasi yang selanjutnya akan diteruskan pelaksanaannya secara menyeluruh kepada seluruh masyarakat secara bertahap," kata Wiku.

Wiku pun berjanji pemerintah bakal menyediakan vaksin yang aman dan berkualitas bagi seluruh rakyat Tanah Air.

Baca juga: Penyuntikan Vaksin Covid-19 di Sleman Rencananya Dibagi dalam Tiga Sesi

Baca juga: REKOR Penambahan Kasus Baru Covid-19 Tertinggi, Bertambah 10.617, Total Kumulatif Capai 808.340

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah berulang kali menyampaikan bahwa dirinya akan menjadi orang Indonesia pertama yang divaksin Covid-19.

Rencananya, vaksinasi akan mulai dilakukan pada minggu kedua Januari 2021 atau pekan depan.

"Insya Allah nanti minggu depan ini dimulai, sudah dimulai disuntik vaksin. Nanti yang pertama kali disuntik saya," kata Jokowi dalam acara pemberian bantuan modal kerja di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (6/1/2021).

Ilustrasi vaksin covid 19
Ilustrasi vaksin covid 19 (IST)

Kendati demikian, kata Jokowi, pelaksanaan vaksinasi masih menunggu izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Jika izin itu sudah terbit, vaksin pertama kali akan disuntikkan ke Jokowi.

Setelahnya, vaksin diberikan kepada para tenaga medis.

"Kita harapkan nanti (EUA) minggu ini atau minggu depan keluar, setelah itu mungkin sehari atau dua hari setelah itu langsung saya disuntik yang pertama vaksinnya," ujar Jokowi.

"Kemudian dokter dan perawat, kemudian seluruh masyarakat," tuturnya. (*/maw, kompas.com)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved