Waspada Chikungunya di Musim Penghujan, Cek Gejala Penyakit dan Bahayanya Berikut Ini
Penyakit Chikungunya merupakan suatu infeksi Virus Chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk kepada manusia.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penyakit Chikungunya merupakan suatu infeksi Virus Chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk kepada manusia.
Sebagaimana Demam Berdarah Dengue (DBD), kasus Chikungunya juga banyak terjadi di musim penghujan seperti saat ini.
Dokter spesialis penyakit dalam RS Panti Rapih Yogyakarta, dr Levina Prima Rosalia, SpPD menjelaskan beberapa gejala pada penyakit Chikungunya.
Baca juga: Mengintip Warna-Warni Anggrek Kebun Aisyah Hana di Bantul, Makin Digemari di Tengah Pandemi
Baca juga: Tribunnews.com Raih Penghargaan Adam Malik Awards 2021, Kategori Media Online Terbaik
"Masa inkubasi virus biasanya satu minggu. Setelah itu akan timbul gejala. Seperti demam tinggi tiba-tiba yang bisa mencapai 40 derajat celcius, menggigil, nyeri sendi, terjadi pembengkakan sendiri, nyeri berat pada tubuh hingga tidak bisa bergerak, mual, muntah, sakit kepala, dan ruam-ruam di kulit," ujar Levina kepada Tribun Jogja, Jumat (8/1/2021).
Ditanya tentang tingkat bahaya penyakit ini, Levina menuturkan Chikungunya sangat jarang menyebabkan kematian.
Penyakit ini tidak lebih berbahaya dari pada DBD.
Kendati demikian, Chikungunya dapat menimbulkan nyeri sangat berat yang akan menggangu aktivitas seseorang hingga beberapa minggu bahkan bulan.
"Jarang yang sampai timbul kompleksitas," imbuhnya.
Adapun untuk mencegah atau mengantisipasi penyakit ini, Levina mengimbau masyarakat untuk rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M.
Baca juga: UPDATE Covid-19 DI Yogyakarta : LAGI, REKOR BARU, Penambahan Kasus Baru Mencapai 379 Kasus
Baca juga: MUI Nyatakan Vaksin Covid-19 Sinovac di Indonesia Suci dan Halal
Selain itu, menaburkan bubuk abate, melindungi diri dari gigitan nyamuk, memakai lotion anti nyamuk, memakai kawat anti nyamuk, memakai kelambu saat tidur, menanam tumbuh-tumbuhan anti nyamuk, hingga memasang obat nyamuk.
Lebih lanjut, menurut Levina, saat ini belum ada pasien dengan penyakit Chikungunya yang menjalani perawatan di RS Panti Rapih Yogyakarta.
Menurutnya, penyakit ini jarang ditemukan karena terkadang penderita tidak merasakan nyeri yang terlalu berat, serta jarang dilakukan pemeriksaan serologi untuk Chikungunya.
"Kelihatannya belum ada (pasien Chikungunya di RS Panti Rapih). Sebetulnya jarang, mungkin karena nyeri sendi tidak terlalu berat. Selain itu pemeriksaan serologi pada chikungunya jarang dilakukan," bebernya. (uti)