PSTKM
Epidemiolog UGM: Ada Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan agar PSTKM DI Yogyakarta Berjalan Efektif
Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Riris Andono Ahmad MPH PhD mengatakan implementasi PSTKM harus efektif.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menjelang penerapan Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM) di DI Yogyakarta pada 11-25 Januari 2021 mendatang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Riris Andono Ahmad MPH PhD mengatakan implementasi PSTKM harus efektif.
Efektivitas ini akan menekan penyebaran Virus Corona di DI Yogyakarta.
Diketahui, DI Yogyakarta memiliki 13.967 kasus Covid-19 terkonfirmasi, data per 7 Januari 2021.
Baca juga: UPDATE Gunung Merapi, BPPTKG Sebut Kubah Lava 2021 Telah Terbentuk, Posisinya di Atas Lava 1997
Baca juga: Dinas Pariwisata DIY Mencatat 237 Ribu Wisatawan Kunjungi DI Yogyakarta saat Libur Nataru
“Kita harus bisa menghentikan sekitar 70 persen kegiatan penduduk selama 2 minggu kalau mau efektif dampaknya,” tuturnya kepada Tribun Jogja, Jumat (8/1/2021).
Menurut dr Riris, efektivitas itu harus betul-betul terwujud jika ingin mendapatkan perubahan signifikan terkait penyebaran Covid-19.
Konsep 3M, mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak harus diperkuat.
Begitupula dengan program 3T, yakni test, tracing, dan treatment perlu digencarkan oleh pemerintah.
Sementara, Epidemiolog UGM lain, Bayu Satria Wiratama MPH menjelaskan, tujuan utama PSTKM ini menekan mobilitas.
Hal ini lantaran tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau fasilitas kesehatan cukup tinggi.
Baca juga: UPDATE Rumor Transfer: Inikah Calon Pengganti Sergio Ramos di Real Madrid?
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG: Sabtu Besok, Waspadai Potensi Hujan Angin di Sejumlah Wilayah
Sehingga, perlu ada intervensi agar kasus Covid-19 di DIY tidak terus meningkat.
“Banyak daerah tidak berhasil melakukan penanganan Covid-19 sehingga kasusnya menjadi naik,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, jika PSTKM tidak dilakukan, dikhawatirkan keterisian rumah sakit akan mendekati 100 persen.
“Ini akan semakin menyusahkan masyarakat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan naiknya angka kematian," tutur Bayu. (ard)