Natal 2020

Bukan Sekedar Bersenang-senang, Inilah 7 Makna Natal yang Sesungguhnya

Natal sudah menjadi hari perayaan yang universal, bukan lagi hanya perayaan keagamaan umat kristiani. Merayakan hari raya natal bukan dalam arti relig

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Rina Eviana
TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri
Suasana misa Natal pagi di di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (GHKTY) Pugeran, Kota Yogyakarta tahun 2019 lalu. 

Makna Natal yang sesungguhnya atau sejati yang kedua adalah Solidaritas.

Yesus adalah Tuhan, turun dari singgasanaNya di sorga dan datang ke bumi dengan cara berinkarnasi, mengambil rupa seorang manusia dan tinggal di antara manusia (Yohanes 1:1,14).

Lewat hari raya natal kita diingatkan untuk menunjukkan rasa solidaritas dan persaudaraan terhadap mereka yang miskin, terpinggirkan dan menderita.

salah satu bentuk pemaknaan iman umat Kristiani atas momen Natal ini ialah turut serta mengambil bagian dalam solidaritas Kristus itu sendiri

3. Natal adalah Kesederhanaan

Natal yang sesungguhnya adalah tentang kesederhanaan hati.

Peristiwa lahirnya bayi Yesus, saya yakin kita pasti jijik untuk datang ke tempat bayi Yesus. Bayangkan sebuah kandang binatang yang kotor, jorok, bau kotoran binatang, di situ ada seorang bayi lahir, tidak ada sabun bayi yang wangi, tidak ada air bersih, tidak ada baju bayi yang indah, tidak ada wewangian bayi yang enak di hidung.

Oleh karena itu bila melihat hari ini cara kita merayakan Natal, maka sesungguhnya kita telah salah memaknai Natal. Natal tidak hadir dalam kemewahan. Natal tidak hadir dalam wewangian. Natal tidak hadir dalam keindahan.

Ia hadir di dalam kesederhanaan yang paling sederhana, di antara bebauan kotoran binatang dan kekumuhan sebuah kandang binatang. Itu sebabnya memaknai Natal yang benar adalah kesederhanaan.

Inspirasi Ucapan Natal dan Tahun Baru 2021
Inspirasi Ucapan Natal dan Tahun Baru 2021 (pixabay)

4. Natal adalah universalita

Makna natal yang sesungguhnya atau sejati adalah universalitas.

Natal adalah bagi semua orang dari segala bangsa.

Hal ini merupakan bahwa maksud Allah adalah Natal untuk seluruh bangsa dan bukan ditujukan kepada bangsa Israel saja sebagai bangsa yang dipilih Allah. Semua orang bisa merayakan natal. Siapa yang percaya akan Tuhan, dia dapat merayakan Natal.

Baca juga: Sejarah dan Awal Mula Tradisi Pohon Natal, Berawal dari Jerman hingga Menyebar ke Seluruh Dunia

5. Natal adalah sukacita besar

Natal yang sesungguhnya atau sejati lainnya adalah sukacita besar.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved