Kan Eddy Kenalkan Hydro Oxy 2.0, Diklaim Bisa Bunuh Virus dengan Mencuci Tenggorokan
Kan Eddy bisa jadi adalah orang paling nekat di Indonesia. Bagaimana tidak, Inventor atau penemu Hydro Oxy 2.0 itu rela tinggal 2 hari
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kan Eddy bisa jadi adalah orang paling nekat di Indonesia.
Bagaimana tidak, Inventor atau penemu Hydro Oxy 2.0 itu rela tinggal 2 hari, 3 malam di selter isolasi dan berinteraksi bersama pasien terkonfirmasi positif Coronavirus Disease-2019 (Covid-19).
Langkahnya itu sangat tidak laik ditiru. Tapi Ia menjelaskan, semua itu rela dilakukan demi kemanusiaan.
Lebih tepatnya, mungkin demi riset dan penelitian, tentang kemanjuran produknya, Hydro Oxy.
Singkat cerita, hasil uji swab dirinya bersama satu temannya, Achmad Saeful, yang Ia ajak masuk dan tinggal di dalam ruang isolasi, adalah negatif.
Pria berusia 51 tahun itu mengaku hingga saat ini sehat dan baik-baik saja. Ia berkeyakinan, bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 bisa menular dengan cepat melalui mata, hidung, dan mulut akibat terkena droplet pasien positif.
Baca juga: Pedagang Diminta Tidak Menimbun Bahan Pokok Saat Nataru
Baca juga: Surat Edaran Terbit, Hanya Wisata Non Tirta yang Boleh Beroperasi di Klaten saat Libur Nataru
Tetapi, sebelum berkembang dan masuk ke dalam paru-paru untuk menyebabkan pneumonia, virus akan mengendap di tenggorokan.
Karenanya, kata dia, langkah efektif untuk membunuh virus sebelum berkembang dan masuk ke dalam paru-paru adalah dengan mencuci tenggorokan.
"Karena virusnya menurut WHO, mudah sekali mati. Anggap saja kita mencuci tenggorokan seperti mencuci tangan," kata Kan Eddy, saat memperkenalkan Hydro Oxy 2.0 di Bantul, setelah sebelumnya menyumbangkan 1.500 botol Hydro Oxy di Polda DIY, Rabu (23/12/2020).
Hydro Oxy adalah produk penyegar mulut (mouth freshener). Tapi bukan penyegar mulut biasa.
Dibuat dengan kandungan Hidrogen Peroksida (hydrogen peroxide), yaitu senyawa kimia dengan rumus H2O2 yang berarti memiliki hydrogen (H) 2 dan oksigen (O) 2.
Senyawa ini menurutnya hampir mirip dengan air (H2O). Artinya, kata dia, hydrogen peroksida adalah air yang ketambahan satu oksigen.
Ketika H2O2 disemprotkan ke dalam mulut dan bertemu dengan lendir di tenggorokan maka secara otomatis 1 oksigen akan dilepaskan.
Proses tersebut yang dinamakan oksidatif.
"Menghasilkan satu force, atau satu gaya yang dapat membunuh virus, bakteri sekaligus jamur di tenggorokan," paparnya. Sehingga, diklaim ampuh untuk menangkal virus.
Menurut Kan Eddy, material hidrogen peroksida bersifat food grade. Aman dan tidak beracun.
Sebab, setelah oksigen dilepaskan dan membunuh virus, maka hasil akhirnya adalah air sehingga dipastikan ramah bagi tubuh manusia.
Efek samping yang ditimbulkan, kata dia, justru menjadikan tubuh tidak mudah terkena kanker.
Sebab, hydrogen peroksida dapat menambah suplai kandungan oksigen di dalam tubuh.
"Penyakit yang paling tidak suka dengan oksigen adalah kanker," jelasnya.
Baca juga: Penyaluran Donasi Tahap Dua Usai, DU-BGPY Bagikan 6.058 Kotak Nasi ke Buruh Gendong
Baca juga: Kepala Dinkes DI Yogyakarta Sebut Pandemi Perlu Ditangani Oleh Seluruh Pentahelix
Hydro Oxy diakui sudah lolos uji dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Kan Eddy mengaku siap apabila produknya diperiksa lebih jauh bahkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) sekalipun.
Baginya, Hydro Oxy diciptakan bukan untuk bisnis tetapi demi kemanusiaan, membantu bencana non-alam yang saat ini sedang dihadapi Negara.
Misi besarnya adalah mengembalikan tatanan normal baru.
Sejauh ini, dari hasil ujicoba yang dilakukan, manfaatnya dianggap baik.
Kan Eddy mengaku sedang mencanangkan gerakan bantuan 1 Juta botol Hydro Oxy yang akan disebar ke seluruh penjuru Indonesia.
Terutama untuk petugas garda depan melawan Covid-19, yaitu tenaga kesehatan, kepolisian maupun pedagang pasar rakyat.
Namun karena keterbatasan biaya, program tersebut saat ini berjalan secara bertahap.
Hydro Oxy sudah diperjualbelikan di sejumlah toko maupun online. Di Yogyakarta, produk karya anak bangsa yang bernaung di PT DMOB tersebut bisa didapatkan di Cieriek Kopi Indonesia, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul.
Satu produk dengan ukuran 60 mililiter dijual dengan harga Rp 60 ribu. Harga tersebut menurutnya sudah sangat murah dan terjangkau karena bisa untuk pencegahan dengan cara disemprot ke mulut selama 35 hari.
"Sekali lagi, ini bukan bisnis tetapi kami membantu kedaruratan yang sedang dihadapi di Indonesia," tuturnya. (Rif)