Kepala Dinkes DI Yogyakarta Sebut Pandemi Perlu Ditangani Oleh Seluruh Pentahelix 

Kepala Dinas Kesehatan DIY, drg Pembajun Setyaningastutie mengungkapkan dalam tiga minggu terakhir kasus Covid-19 di DIY tergolong

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala Dinas Kesehatan DIY, drg Pembajun Setyaningastutie mengungkapkan dalam tiga minggu terakhir kasus Covid-19 di DIY tergolong sangat tinggi untuk wilayah seluas DIY.

Bahkan, beberapa hari belakangan tambahan kasus positif Covid-19 berada di atas 200 kasus. 

Sementara, kondisi sampai 21 Desember 2020, case fatality rate (CFR) di DIY sebesar 2,03 persen, sedangkan positive rate 8,1.

Baca juga: Badan Kerja Sama Gereja-Geraja Kristen (BKSGK) DIY Sampaikan Seruan dan Komitmen Natal 2020

Baca juga: Disperindag DI Yogyakarta Harapkan Momen Nataru Tingkatkan Daya Serap Pasar

Pembajun mengungkapkan, program yang harus dilaksanakan dan kebijakan yang harus diturunkan dalam rangka penanganan pandemi harus dikerjakan bersama-sama. 

Konsep pentahelix yang melibatkan pemerintah, swasta, perguruan tinggi, masyarakat, dan media tidak bisa diabaikan.

"Kita harus bekerja sama melakukan satu inovasi mengintegrasikan semua skenario yang bisa kita lakukan. Juga mencari donor karena dana dari APBD dan APBN saja tidak cukup," ujarnya. 

Dalam melakukan pendampingan protokol kesehatan, Pembajun menuturkan, pihaknya juga menggunakan konsep pentahelix sebagai dasar dalam pendampingan. 

Baca juga: Mayoritas Gereja di Sleman Laksanakan Misa Natal Secara Daring

Baca juga: Indeks Pembangunan Kebudayaan DI Yogyakarta Menduduki Posisi Tertinggi Nasional

"Protokol kesehatan ini secara makro memang kami hanya mengacu pada pedoman yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan. Tetapi dalam setiap implementasi di pariwisata, pendidikan, dan sektor-sektor lainnya kami minta mereka membuat protokol sesuai yang mereka butuhkan," ungkap Pembajun. 

Selain itu, pihaknya juga telah menyelenggarakan  kompetisi di kalangan masyarakat tertentu seperti komunitas pasar dan milenial dalam rangka sosialisasi dan aplikasi protokol kesehatan. 

"Kampanye juga salah satu cara kami menyosialisasikan protokol kesehatan ini. Termasuk membagikan masker. Selain itu, jejaring komunikasi dan advokasi. Kepatuhan masyarakat memakai masker dari hasil telesurvei terakhir kami pada Oktober cukup baik daripada Juni dan Agustus," bebernya. (uti) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved