Pandemi Covid 19

Epidemiolog UGM : Pemerintah Harus Buat Sistem Kesehatan Nasional Antisipasi Pandemi di Masa Depan

Epidemiolog UGM : Pemerintah Harus Buat Sistem Kesehatan Nasional Antisipasi Pandemi di Masa Depan

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
ugm.ac.id
Bincang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat UGM " Tantangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Masa Pandemi" 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYAKARTA - Epidemiolog UGM, Riris Andono mengatakan pemerintah perlu memperkuat sistem kesehatan nasional untuk mengantisipasi krisis kesehatan di masa depan.

Menurut dia, sistem kesehatan nasional di Indonesia masih lambat dalam merespon dalam mengambil tindakan saat penanggulangan pandemi covid-19.

“Selama ini sistem kesehatan kita hanya mengelola program yang sama dan terus berulang dari tahun ke tahun dengan proses birokrasi yang begitu panjang,” katanya seperti yang dikutip Tribunjogja dari laman ugm.ac.id.

Riris Andono mengungkap di masa mendatang akan lebih banyak ancaman krisis kesehatan yang mirip pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, dibutuhkan sistem kesehatan yang lebih baik dalam melakukan respons cepat penanggulangan penyakit pandemi semacam ini.

“Covid-19 bukan pertama dan terakhir, kemungkinan penyakit dengan potensi pandemi akan selalu datang mengancam, jika sistem kesehatan tidak dibenahi maka kita akan mengalami masalah dan kondisi yang sama,” ujarnya.

Baca juga: BREAKING NEWS : Satgas COVID-19 Gunungkidul Hentikan Sementara Aktivitas Sebuah Ponpes

Baca juga: Imbauan IDI DKI Jakarta Tekan Kasus Covid-19, Jalankan Prokes, Rayakan Natal dan Tahun Baru di Rumah

Sementara itu ekonom UGM, Traheka Erdyas Bimanatya, SE., M.Sc mengatakan rencana vaksinasi Covid-19 belum bisa menjamin pandemi akan segera berakhir dalam waktu dekat.

Bila kondisi seperti ini terus berlangsung maka akan berdampak pada ketidakpastian ekonomi karena konsumen akan mengubah pola konsumsi, sedangkan pelaku usaha memilih kebijakan bertahan dari ancaman krisis.

“Masih ada rasa ketakutan dan ketidakpastian pada pandemi Covid-19 ini sehingga orang cenderung mencari rasa aman bagi dirinya,” kata Bimanatya dalam Diskusi Tantangan Pencapaian SDGs di masa Pandemi, Selasa (22/12/2020).

Bila pandemi masih berlangsung hingga tahun depan, kata Bimanatya, masyarakat akan lebih banyak memilih menabung dibanding membelanjakan uangnya.

Selanjutnya kegiatan transaksi online akan semakin meningkat, kelas menengah kembali menggunakan kendaraan pribadi, dan aktivitas pertemuan lebih banyak dilakukan secara virtual.

“Dampaknya tentu pada penurunan turisme, konser, sport, resto, bioskop dan konferensi. Bagi perusahaan maka perjalanan bisnis akan menurun, pelaku usaha enggan melakukan rekrutmen,” katanya.

Belajar saat di masa awal pandemi, ungkapnya, konsumen nantinya akan lebih cenderung melakukan investasi dengan membeli logam mulia, melakukan stok makanan dan obat serta menghindari bepergian jarak jauh.

“Dampak covid jika terus berlarut akan mengubah pola konsumsi masyarakat kita,”katanya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved