DKI Jakarta

Imbauan IDI DKI Jakarta Tekan Kasus Covid-19, Jalankan Prokes, Rayakan Natal dan Tahun Baru di Rumah

Imbauan IDI DKI Jakarta Tekan Kasus Covid-19, Jalankan Prokes, Rayakan Natal dan Tahun Baru di Rumah

Editor: Hari Susmayanti
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI
SENI MELAWAN COVID-19. Warga melintasi karya seni mural bertajuk melawan covid-19 di kawasan Serangan, Kota Yogyakarta, Minggu (13/12/2020). Di Kota Yogyakarta ada sejumlah titik karya seni mural yang mengkampanyekan melawan Covid-19 dengan ajakan melakukan protokol kesehatan. 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Dalam beberapa waktu terakhir, angka kasus baru covid-19 di DKI Jakarta cukup tinggi.

Kondisi itu membuat tempat perawatan pasien covid-19 di rumah sakit rujukan yang ada di Jakarta penuh.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DKI Jakarta Slamet Budiarto mengeklaim bahwa saat ini seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 di Ibu Kota sudah penuh.

Kondisi itu tentunya akan membuat banyak pihak kewalahan jika kasus covid-19 terus mengalami lonjakan namun tempat tidur untuk perawatan pasien tidak ada.

Agar kasus tidak terus melonjak, Slamet meminta seluruh masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan secara disiplin.

Dengan begitu, semua pihak bisa turut serta dalam membantu pemerintah menekan laju pertumbuhan kasus baru covid-19.

"Karena ini rumah sakit sudah full. Walaupun dokternya cukup, kalau tempat tidak ada, kan repot juga," kata Slamet, Selasa (22/12/2020).

Slamet juga mengimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah kala periode libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.

Jakarta mencatatkan peningkatan kasus akhir-akhir ini.

Bahkan, pada Sabtu (19/12/2020), DKI kembali menorehkan penambahan kasus harian terbanyak, yakni 1.899 kasus.

Adapun total kasus Covid-19 di Ibu Kota hingga Selasa (22/12/2020) mencapai angka 165.888.

Dari jumlah tersebut, terdapat 13.082 pasien yang masih dinyatakan positif Covid-19 dan dirawat atau isolasi.

Sebanyak 149.691 orang dinyatakan sembuh dan 3.115 lainnya meninggal dunia.

Persentase kasus positif sepekan terakhir berada di kisaran 10,4 persen, atau jauh melebihi ambang batas aman 5 persen yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Slamet menilai terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan kasus Covid-19 meningkat drastis.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved