Dampak Penerapan PHBS, Kasus Demam Berdarah di Kota Yogyakarta Tahun Ini Menurun Drastis

Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) selama pandemi ini disebut turut andil, selain program nyamuk ber-wolbachia.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
net
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Yogyakarta menunjukkan grafik menurun sepanjang tahun 2020.

Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) selama pandemi ini disebut turut andil, selain program nyamuk ber-wolbachia.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Yudiria Amelia, menyampaikan bahwa hingga sejauh ini, angka DBD di wilayahya berada di kisaran 282.

Padahal, pada 2019 lalu, hingga Desember, dijumpai lebih dari 400 kasus.

"Karena mungkin selama pandemi ini anak-anak di rumah terus. Sebagian besar yang terkena DBD itu kan anak-anak usia 7-12 tahun, golongan usia itu mendominasi 25 persen," ungkap Amelia, Rabu (2/12/2020).

Baca juga: Kasus Demam Berdarah DIY Telah Melewati Puncak dan Melandai

Baca juga: Tren Kasus Demam Berdarah di Kota Yogyakarta Tahun Ini Cenderung Menurun

Tetapi, ia mengakui, pandemi Covid-19 sedikit banyak juga berdampak pada gaya hidup masyarakat di Kota Yogyakarta.

Bagaimana tidak, dengan situasi seperti ini, masyarakat pun dituntuk untuk berlomba-lomba menerapkan PHBS, agar terhindar dari ancaman corona.

"Selama pandemi masyarakat lebih disiplin menerapkan PHBS. itu jelas berdampak pada penurunan kasus DBD ya. Nah, kebiasaan baik dalam menerapkan PHBS itu sebisa mungkin diteruskan," terangnya.

Di samping itu, teknologi wolbachia yang dianggap efektif menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti disebut mulai menunjukkan dampaknya.

Ilustrasi DBD
Ilustrasi DBD (Shutterstock)

Hal itu, bisa dibuktikan di kawasan barat kota yang terjadi penurunan kasus besar-besaran.

"Kasus di Kota Yogyakarta, khususnya di sebelah barat itu sekarang menurun drastis. Jadi, dampak wolbachia yang dikembangkan itu ada," katanya.

Walau begitu, Amelia menegaskan bahwa pihaknya tetap tidak menganggap remeh ancaman DBD, terutama ketika memasuki musim penghujan.

Baca juga: Tempat Perawatan Covid-19 di RS Rujukan Kota Jogja Terisi 95 Persen, Ini Langkah Pemkot Yogyakarta

Baca juga: Banyak Kepala Daerah dan Pejabat Pemerintah Positif Covid-19, Ini Tanggapan Sri Sultan HB X

Menurutnya, jangan sampai terjadi kelengahan di masyarakat, meski hingga kini belum ada kasus berujung meninggal dunia.

"Sosialisasi tetap kita gencarkan ya, begitu masuk musim penghujan, kita langsung kirimkan surat edaran pada semua lurah dan camat di Kota Yogyakarta. Kalau tidak begitu, nanti masyarakat lengah," tandasnya.

"Tetap menjalankan protokol kesehatan Covid-19, serta 4M DBD (Menguras, Menutup, Mengubur dan Memantau tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk)," imbuh Amelia. 

( tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved