Yogyakarta

Kasus Demam Berdarah DIY Telah Melewati Puncak dan Melandai

Meskipun angka kasus demam berdarah telah menurun, namun Berty meminta agar masyarakat terus melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ari Nugroho
net
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kasus demam berdarah di DIY telah mencapai puncak dan saat ini kondisinya mulai melandai.

Hal tersebut diungkapkan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY Berty Murtiningsih yang menyebut Mei hingga Juni sebagai kasus puncak tiap tahun untuk kasus Demam Berdarah.

"Bulan puncak pada Mei-Juni untuk DIY. Sudah melewati. Saat ini sudah mulai landai dengan musim yang sudah tidak penghujan, kita mulai turun lagi," bebernya ditemui di Gedung Pracimasana Kompleks Kepatihan, Jumat (17/7/2020).

Meski melandai, wanita yang juga menjadi Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 tersebut mengatakan bahwa kasus Demam Berdarah di 2020 meningkat dibandingkan tahun 2019.

Polda DIY Gelar Donor Darah Peduli Covid-19 dan Demam Berdarah

"Kalau demam berdarah, memang tahun ini tahun puncak di DIY. Jadi sampai 2.959 kasus dengan 5 kematian se-DIY sampai akhir bulan Juni. Dibandingkan tahun kemarin meningkat karena 2019 yang lalu ada 3.399 kasus itu satu tahun, ini baru pertengahan tahun. Tapi siklus lima tahunan," urainya.

Berdasarkan data kasus demam berdarah di berbagai kabupaten/kota di DIY yakni Kota Yogyakarta 249 kasus, Bantul 944 kasus, Kulonprogo 203 kasus, Gunungkidul 895 kasus dengan 4 kematian, dan Sleman 668 kasus dengan 1 kematian.

Meskipun angka kasus demam berdarah telah menurun, namun Berty meminta agar masyarakat terus melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin.

"Kalau demam berdarah kita memang ngomong berkali-kali, memberikan imbauan untuk lakukan PSN karena dengan PSN kita bisa memutus penularan karena PSN telurnya juga hilang," ujarnya.

Berty menambahkan bahwa PSN berbeda dengan fogging yang hanya menyasar nyamuk dewasa dan meninggalkan telur nyamuk yang dalam kurun waktu seminggu akan menjadi nyamuk lagi.

Caturwulan Pertama 2020, Kasus DBD di Kota Yogyakarta Mengalami Penurunan

"PSN harus terus ditingkatkan. Kalau kemarin, Dinkes melalui surat meminta masyarakat melakukan PSN secara rutin. Bukan sekarang PSN, besok tidak. Seminggu sekali," ungkapnya.

Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie ketika dimintai keterangan mengenai Nyamuk Wolbachia yang bertujuan untuk memberantas nyamuk demam berdarah, tidak mau berkomentar banyak.

"Itu masih penelitian. Saya nggak bisa bilang karena penelitian belum selesai. Kita juga belum mendapatkan data real apakah itu terus dilaksanakan pada saat pandemi atau tidak. Suatu penelitian harusnya tidak distop," ucapnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved