BPIP dan Fatayat NU DIY Deklarasikan Jihad Pangan, Ajak Warga Tanam Bahan Pangan di Tengah Pandemi
BPIP dan Fatayat NU DIY Deklarasikan Jihad Pangan, Ajak Warga Tanam Bahan Pangan di Tengah Pandemi
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pandemi covid-19 yang sudah melanda Indonesia sekitar sembilan bulan berimbas terhadap perlambatan ekonomi.
Di tingkat akar rumput, dampak pandemi ini membuat turunnya daya beli, bahkan untuk kebutuhan primer.
Pandemi juga memperburuk persoalan ketersediaan bahan pangan, di samping faktor alam seperti ancaman kekeringan dan bencana alam.
Untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan dari luar sekaligus mendorong solidaritas sosial, Pengurus Wilayah (PW) Fatayat NU DIY mengkampanyekan kemandirian pangan dengan mengajak anggotanya dan seluruh komunitas untuk menanam bahan pangan.
Penanaman bisa dilaksanakan di pekarangan masing-masing maupun lahan bersama.
Dengan menanam bahan pangan di ladang sendiri maupun di lahan bersama diharapkan masyarakat bisa memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri dan pemenuhan kebutuhan pokok tidak terpengaruh oleh menurunnya daya beli akibat perlambatan ekonomi.
Kampanye kemandirian pangan ini akan diluncurkan dalam acara deklarasi “Jihad Pangan, Tanam Berkah” yang merupakan kerja sama antara Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan PW Fatayat NU DIY.
Kepala BPIP, Prof Yudian Wahyudi, hadir secara daring memberikan sambutan dan menyaksikan penandatanganan deklarasi ini.
Bagi BPIP, kemandirian dan kerja sama antar-komunitas yang dituju oleh kampanye ini adalah wujud nyata pengamalan nilai-nilai Pancasila di masa pandemi.
Kepala BPIP, Prof Yudian Wahyudi, memandang deklarasi “Jihad Pangan” yang diinisiasi oleh perempuan pegiat sosial dari PW Fatayat adalah kontribusi penting perempuan sebagai simpul penting penggerak masyarakat.
“Perempuan bukan hanya aktor penting di wilayah domestik atau publik, melainkan juga memainkan peran penting sebagai penghubung antarmasyarakat. Kemandirian, kerja sama dan solidaritas sosial yang ditunjukkan oleh para perempuan pegiat sosial di lingkaran Fatayat mengejawantahkan spirit Pancasila yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa,” terang Prof Yudian dalam rilis yang diterima Tribunjogja.com.
Baca juga: Hingga November 2020, 4 Warga Bantul Meninggal Akibat DBD
Baca juga: Epidemiolog UGM : Pembelajaran Tatap Muka Perlu Protokol Kesehatan Tambahan
“Program jihad pangan adalah bagian dari ketahanan keluarga. Ketahanan keluarga adalah bagian dari ketahanan nasional. Keluarga dengan pondasi ketahanan pangan yang kuat tidak akan mudah terjebak dalam pemahaman kebangsaan yang keliru atau radikalisme,” imbuh Prof Yudian.
Deklarasi jihad pangan memuat tiga poin penting, yaitu kebulatan tekad para perempuan pegiat sosial untuk menginternalisasi dan mengejawantahkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menyebarluaskan kesadaran dan kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat terkait ketahanan pangan terutama di masa pandemi, dan kesiapan menjaga keberlanjutan tekad ketahanan pangan di masa new normal.
Deklarasi “Jihad Pangan” adalah puncak dari kampanye bercocok tanam atasi pandemi, yang sudah digaungkan oleh PW Fatayat NU DIY sejak September 2020 lalu.
PW Fatayat sudah membagi 400 bibit di 20 kecamatan yang tersebar di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.