Wawancara Eksklusif

WAWANCARA EKSKLUSIF : Upaya PHRI DIY Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Berbagai upaya telah dilakukan oleh PHRI agar industri yang merupakan turunan dari sektor pariwisata ini dapat kembali bergeliat

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
Tribunjogja/ Santo Ari
Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono 

Dari sana kami melakukan edukasi dan monev dengan melakukan verifikasi bersama pemerintah daerah, kabupaten dan kota. Kemudian ada sertifikasi CHSE (Clean, Healthy, Safety, Environment) dari Kementerian Pariwisata.

Sertifikasi ini diperlukan karena kami ingin menggaungkan ke nasional dan internasional bahwa kami siap melayani tamu dengan bersih, sehat, nyaman dan peduli lingkungan.

Saat ini sudah ada 142 hotel restoran yang sudah terverifikasi, sisa dari mereka baru sedang antre untuk proses verifikasi. Kami merasa bangga, banyak pelaku usaha yang sadar dengan pentingnya penerapan protokol kesehatan.

Saat ini perusahaan swasta maupun pemerintah juga membutuhkan kepastian keamanan dan kenyamanan melalui sertifikasi tersebut.

Ini dibutuhkan untuk jaminan kesehatan, keamanan dan kenyamanan event di hotel-hotel. Harapannya, langkah ini juga sebagai branding di DIY bahwa hotel dan restoran di sini betul-betul menerapkan protokol kesehatan.  

Baca juga: BPPTKG : Hal Ini Menunjukkan Mendekatnya Waktu Erupsi Gunung Merapi

Baca juga: Aplikasi SI MONAS Bakal Diperluas di Empat Provinsi

Bagaimana tingkat kunjungan setelah penerapan protokol kesehatan?

Saat ini tingkat kunjungannya belum sesuai yang diharapkan. Memang, tingkat okupansi sudah naik dibanding bulan-bulan lalu. namun demikian kita masih tersengal-sengal.

Karena sembilan bulan itu tidak sedikit kita mengeluarkan uang untuk membayar karyawan, listrik dan operasional yang lain. Sementara pemasukan belum bisa menutup itu terutama hotel bintang tiga ke bawah. Tapi paling tidak, kami bisa mengurangi kerugian.

Kami berharap, jangan ada lagi klaster baru di hotel restoran, Sampai saat ini belum ada di DIY. Kami selalu menjaga, jangan sampai kita terkapar ekonominya dan terpapar kesehatannya.

Apakah libur panjang dapat membantu peningkatan okupansi?

Kalau ada long weekend otomatis kenaikan okupansinya juga tajam. Liburan panjang akhir Oktober kemarin terjadi peningkatan okupansi di seluruh DIY, yaitu rata-rata 85 persen dari 70 persen kamar yang dibuka.  

Namun saat ini dengan adanya isu kenaikan kasus dan kondisi Gunung Merapi, membuat tingkat okupansi kembali turun. Jadi saya kira situasi pandemi dan Gunung Merapi sangat mempengaruhi kondisi pariwisata di DIY.

Namun kami ingin meluruskan bahwa Gunung Merapi berbahaya di skala 5 kilometer dari puncaknya. Dan masih banyak hotel restoran yang berjarak sangat jauh dari Gunung Merapi.  

Sementara terkait kasus Covid-19, saya kira semua daerah mengalami kenaikan, yang terpenting adalah bagaimana kita menerapkan protokol kesehatan dengan baik, disiplin dan ketat, baik bagi PHRI, wisatawan dan masyarakat.

Jangan sampai pariwisata menjadi kambing hitam dengan adanya penambahan jumlah Covid-19.  

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved