UPDATE Terkini Aktivitas Gunung Merapi : Intensitas Kegempaan Kian Meningkat Dibanding Pekan Lalu
Laporan BPPTKG Yogyakarta, dalam seminggu terakhir intensitas gempa yang terjadi pada Gunung Merapi meningkat dibanding minggu lalu.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Intensitas kegempaan Gunung Merapi terus menunjukkan adanya peningkatan, dibanding pekan-pekan sebelumnya.
Berdasarkan laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, dalam seminggu terakhir intensitas gempa yang terjadi pada Gunung Merapi meningkat dibanding minggu lalu.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, Jumat (27/11/2020).
Ia merinci dalam kurun waktu 20-26 November 2020 kegempaan Gunung Merapi tercatat 277 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 2.464 kali gempa Fase Banyak (MP), 4 kali gempa Low Frekuensi (LF), 340 kali gempa Guguran (RF), 541 kali gempa Hembusan (DG), dan 9 kali gempa Tektonik (TT).
Baca juga: Pantau Merapi dari Udara, BPPTKG: Terlihat Jejak Material Guguran di Sisi Barat
Baca juga: Antisipasi Abu Vulkanik Gunung Merapi, Candi Mendut Ditutup Terpaulin
Pada periode amatan 20-26 November 2020, deformasi atau penggembungan tubuh Gunung Merapi akibat desakan magma dari dalam yang dipantau dengan menggunakan electronic distan ce measurement (EDM) menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 11 cm/hari.
Hanik menjelaskan, cuaca di sekitar Gunung Merapi minggu ini umumnya cerah pada pagi hari, sedangkan siang hingga malam hari berkabut.
Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah hingga sedang.

Tinggi asap maksimum 750 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan pada 26 November 2020 pukul 05.50 WIB.
Asap yang tinggi dan tebal masih terjadi pada Gunung Merapi pada Jumat (27/11/2020) pukul 00.00-12.00 WIB.
Teramati asap kawah Gunung Merapi pada periode tersebut berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 500-600 m di atas puncak kawah.
"Asap tadi pagi adalah emisi asap solfatara seperti biasa," tutur Hanik kepada Tribunjogja.com.
Sementara itu, dalam periode amatan seminggu terakhir, guguran teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan dengan jarak luncur maksimal sejauh 1 km di sektor barat ke arah hulu Kali Lamat pada 22 November pukul 06.48 WIB.
"Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara tanggal 26 November terhadap tanggal 19 November 2020 menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak, yaitu runtuhnya sebagian kubah Lava 1954," tambah Hanik.