Status Siaga Gunung Merapi

Pantau Merapi dari Udara, BPPTKG: Terlihat Jejak Material Guguran di Sisi Barat

Terlihat jejak-jejak material guguran di sisi barat, yaitu di Lava (sisa erupsi tahun) 1998 yang mengarah ke hulu Kali Senowo dan Kali Lama.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Twitter @TRCBPBDDIY
Gunung Merapi dari giat pemantauan Merapi melalui udara menggunakan Helikopter @BNPB_Indonesia. Berangkat dari Base Ops @_TNIAU Adisutjipto, Jumat (27/11/2020) pukul 07.32 WIB dan mendarat pukul 09.26 WIB. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) bekerja sama dengan BPBD DIY melakukan pengamatan visual Gunung Merapi melalui udara pada Kamis (26/11/2020).

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida turut bergabung dalam misi pemantauan ini.

“Dari pemantauan udara tadi terlihat jejak-jejak material guguran di sisi barat, yaitu di Lava (sisa erupsi tahun) 1998 yang mengarah ke hulu Kali Senowo dan Kali Lamat, serta di Lava (sisa erupsi tahun) 1948," ujar Hanik saat mendarat di Lanud Adisutjipto dalam keterangan resminya. 

Dalam kesempatan ini, Hanik juga berkoordinasi dengan instansi yang bergerak di bidang mitigasi bencana Gunung Merapi, yaitu Kepala BPBD DIY, Biwara Yuswantana; Kepala BPBD Sleman, Joko Supriyanto; Polda DIY, Karwanto; Kabid Pengairan BBWSSO, Suyanto; dan Kepala Dinas Kominfo DIY, Roni Primanto Hari.

Baca juga: BPBD DIY Bersama Tim BPPTKG Lakukan Pengamatan Merapi via Udara Pagi Ini

Hanik menyampaikan kepada peserta misi bahwa potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik apabila terjadi erupsi eksplosif, dan awan panas sejauh maksimal 5 km dari puncak Gunung Merapi

Hanik juga merekomendasikan Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.

Ia menambahkan, Gunung Merapi yang berada di dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta telah dipantau sejak zaman kolonial Belanda. 

"Pemantauan visual merupakan metode yang paling mudah dan sederhana, namun saat terjadi krisis dapat terkendala karena akses yang berbahaya untuk mendekati puncak," bebernya. 

Baca juga: Antisipasi Erupsi Merapi, BPBD Kota Yogya Bakal Tambah EWS di Sejumlah Sungai

Asap tebal setinggi 600 m

Sementara itu, dari laporan amatan BPPTKG, Jumat (27/11/2020) pukul 00.00-06.00 WIB, teramati asap kawah Gunung Merapi berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 600 m di atas puncak kawah. 

Gunung tampak jelas hingga kabut 0-I.

Hingga berita ini ditulis, BPPTKG yang coba dikonfirmasi belum memberikan penjelasan mengenai tingginya asap Gunung Merapi pagi ini. 

Adapun secara meteorologi, cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah, sedang, hingga kencang ke arah barat daya dan barat.

Suhu udara 14-20 °C, kelembaban udara 69-95 persen, dan tekanan udara 569-686 mmHg.

Dalam periode tersebut, terjadi gempa guguran 15 kali, gempa hembusan 22 kali, gempa hybrid/fase banyak 109 kali, dan gempa vulkanik dangkal 6 kali. (TRIBUNJOGJA.COM

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved