Guru Honorer yang 11 Tahun Berjalan Susuri Hutan Demi Mengajar Itu Dapat Sepeda dari Pak Wali Kota

Wali Kota Samarinda Sjaharie Jaang memberi hadiah sepeda kepada Berta Bua’dera (48), seorang guru honorer yang rela jalan kaki susuri hutan

Editor: Rina Eviana
Istimewa
Berta Buadera saat menerima hadiah sepeda dari Wali Kota Samarinda, Sjaharie Jaang yang diserahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Samarinda, Asli Nuryadin belum lama ini. 

Tribunjogja.com - Kisah perjuangan seorang guru honorer di SD Filial 004 di Kampung Berambai, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur akhirnya mendapatkan perhatian dari wali kota setempat.

Wali Kota Samarinda Sjaharie Jaang memberi hadiah sepeda kepada Berta Buadera (48), seorang guru honorer yang rela jalan kaki susuri hutan selama 11 tahun demi mengajar menyusuri hutan.

 Berta Buadera menjadi guru di SDN Filial 004 di Kampung Berambai, sebuah perkampungan di pinggiran Kota Samarinda. Setiap hari ia jalan kaki sejauh lima kilometer dari rumahnya menuju sekolah.

Berta Bua’dera saat mengajar murid-murid di SDN Filial 004, Kampung Berambai, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kaltim, Selasa (12/11/2019.
Berta Bua’dera saat mengajar murid-murid di SDN Filial 004, Kampung Berambai, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kaltim, Selasa (12/11/2019. (KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON)

Letak rumah Berta berada di tengah hutan.

“Karena kisah itu Pak Wali Kota beri dia sepeda. Sepedanya sudah kita serahkan langsung ke Bu Berta belum lama ini,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Samarinda, Asli Nuryadin saat hubungi Kompas.com, Rabu (25/11/2020).

Asli menerangkan selama ini Dinas Pendidikan Samarinda tidak mengetahui kisah hidup Berta. Padahal beberapa kali, kata Asli, Sjaharie Jaang menemui Berta ketika mengunjungi ke sekolah tempat guru honorer mengajar.

"Kita tersentuh juga ketika dengar informasi itu dari media. Kami enggak tahu karena Bu Berta memang tidak cerita," jelas dia.

Asli menerangkan sepeda bukan hal sesuatu yang mewah, tapi setidaknya bisa membantu dia untuk menuju sekolah. Diketahui, rumah Berta dan sekolah terpisah hutan lebat.

Jaraknya sekitar lima kilometer. Berlokasi di pinggiran Samarinda bersisian dengan Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Sebrang, Kutai Kertanegara. Kawasan ini sebagian besar masih hutan. “Tiap hari saya begini, jalan kaki lima kilo menuju sekolah bawa bekal,” ungkap Berta kepada Kompas.com saat ditemui di sekolah, Rabu (29/10/2020) sore. 

Tak jarang perempuan kelahiran Tanah Toraja, Sulawesi Selatan, ini mengaku menemui ular kobra, monyet bahkan orangutan.

“Monyet paling sering ketemu. Orangutan dan ular jarang-jarang. Tapi ular di sini rata-rata berbahaya ular cobra. Tapi syukur sejauh ini saya aman saja,” harap Berta. Awal mengajar 2009, Berta jalan kaki bersama anaknya, Emanuel.

Saat itu Emanuel masih usia lima tahun. Tiap pagi Berta membawanya ke sekolah. Keduanya menyusuri jalan sejauh lima kilometer ini sampai sang anak masuk SD hingga lulus di sekolah itu. Kini Emanuel sudah duduk dibangku SMK dan pindah tinggal di Samarinda bersama tante atau adik Berta. Karena itu hanya Berta seorang diri yang kini masih bolak balik dari rumah ke sekolah.

Berta Bua’dera saat berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang ia lintasi selama 11 tahun sejak 2009 di Kampung Berambai Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kaltim, Rabu (28/10/2020).
Berta Bua’dera saat berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang ia lintasi selama 11 tahun sejak 2009 di Kampung Berambai Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kaltim, Rabu (28/10/2020). ((KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON))

Menuju sekolah, Berta mengaku butuh waktu satu setengah sampai dua jam jalan kaki. Ia biasanya berangkat dari rumah pukul 04.30 Wita, tiba di sekolah biasa pukul 07.30 Wita.

Kadang juga lewat. Mengajar tiga kelas dalam satu ruang Di sekolah, Berta mengajar murid Kelas I, II dan III. Jumlah murid tiga kelas ini tujuh orang. Di antaranya Kelas I tiga orang, Kelas II satu orang dan Kelas III tiga orang. Murid tiga kelas ini digabung dalam satu ruang kelas.

Baca juga: Kisah Haru Perjuangan Guru Honorer di Kalimantan, 11 Tahun Berjalan Susuri Hutan demi Mengajar

Berta jadi guru wali tiga kelas ini. Sementara, tiga kelas lainnya, IV, V dan VI guru wali, Herpina (27). Sekolah ini hanya punya dua guru honor, yakni Berta dan Herpina dengan jumlah 17 murid.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved