Kriminalitas
Kekerasan Seksual pada Anak di Bantul, Pelaku Didominasi Orang Dekat
Orang dekat dinilai paling banyak mengetahui situasi, kondisi, aktivitas dan mengenali kebiasaan korban.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kasus kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Bantul cenderung meningkat.
Angkanya masih tinggi.
Lebih ironisnya lagi, pelaku kekerasan anak di Bumi Projotamansari, didominasi oleh orang-orang terdekat korban.
"(Pelaku kekerasan) ada yang kakeknya, Kakaknya, bahkan ada dari orang tua kandung. Pelakunya banyak dari orang-orang dekat," kata Banit Pelayanan Perempuan dan Anak, Satreskrim Polres Bantul, Aipda Musthafa Kamal, kepada Tribunjogja.com.
Ia mengatakan, hingga saat ini jajarannya sudah menerima laporan sedikitnya 20-an kasus kekerasan seksual pada anak.
Baca juga: Tren Kekerasan Terhadap Anak di Kabupaten Bantul Alami Peningkatan
Jumlah tersebut dimungkinkan masih banyak, sebab belum termasuk laporan yang diterima di Polsek, maupun UPTD PPA Kabupaten Bantul.
Musthafa menyampaikan, dari kasus yang ditangani, pelaku yang diproses hukum, kebanyakan adalah pria berusia lanjut.
Selama ini kasus yang dilaporkan, kata dia beragam, tetapi kuantitas dan kualitasnya cenderung naik.
Bahkan, beberapa di antaranya tergolong dalam kategori berat.
"Orang tua dengan anak, guru dengan muridnya juga ada. Kemudian tempat untuk melakukan kekerasan juga macem-macem," ungkap dia.
Ada yang di rumah, sendang atau tempat pemandian hingga serambi masjid.
Nurul Kurniati, Konselor Hukum Rifka Annisa Yogyakarta berpendapat, pelaku kekerasan terhadap anak didominasi oleh orang-orang dekat korban, sebab orang dekat tersebut adalah mereka yang paling banyak mengetahui situasi, kondisi, aktivitas dan mengenali kebiasaan korban.
Sehingga sering kali dijadikan celah untuk melakukan aksi pencabulan.
Baca juga: Kasus Kekerasan Anak di Bantul Masih Tinggi
"Pelaku kebanyakan orang dekat. Karena mereka tahu kapan korban sendiri. Kapan tidak ada pengawasan. Bahkan, mungkin tahu kapan waktu dirumah korban sepi," terang dia.
Menurut Nurul, anak perempuan di bawah umur, paling rentan terjadi kekerasan seksual.