Fakta-fakta Halte Sedekah di Bantul, Tempat Warga Berbagi Makanan Gratis untuk Sesama
Halte Sedekah ini adalah inisiatif untuk berbagi dengan sesama di antaranya berbagai nasi dan sayuran gratis
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Mona Kriesdinar
Mereka membentangkan spanduk dan menawarkan kepada pengendara yang melintas untuk mengambil nasi.
Tetapi pada bulan Juli 2020, ada seorang anggota yang memberi bantuan etalase.
Akhirnya, cara untuk bersedekah dan membagikan nasi berubah.
Yang awalnya dibagikan keliling dipinggir jalan, sekarang ditampung dalam etalase.
"Sebenarnya, pertama kali diluncurkan, di depan Masjid Khalid Bin Walid, Desa Palbapang. Tapi kemudian, Agustus pindah ke Depan Balai Desa Palbapang," ujar Sujiyati.
Baca juga: Warga Pengasih, Kulon Progo Dirikan Warung Makan Sedekah Secara Gratis bagi Semua Kalangan
Isi Semampunya dan Ambil Seperlunya
Lurah Desa Palbapang, menurutnya, sangat mendukung, bahkan memfasilitasi kehadiran Halte Sedekah di depan Balai Desa.
Pada mulanya, Halte Sedekah sangat sederhana. Hanya ada sebuah etalase dan payung.
Namun seiring berjalan waktu, karena bermanfaat bagi masyarakat, kehadirannya terus dibenahi.
Sekarang sudah ada bangunan atap dari kayu.
Halte Sedekah memiliki tagline "isi semampunya dan ambil seperlunya".
Setiap hari ada banyak orang silih-berganti berdatangan ke halte.
Baca juga: Bantu Petani Sayur dan Warga, Pedukuhan Walikan Wonosari di Gunungkidul Dirikan Pasar Sedekah
Ada yang mengisi dan ada juga yang mengambil makanan.
Sujiyati mengaku tidak pernah menghitung secara pasti, berapa total perputaran, makanan yang ditaruh dan diambil dari Halte Sedekah.
Tetapi yang pasti, kata dia, pihaknya menjadwalkan bagi anggotanya di komunitas Katupadumai untuk mengisi makanan di halte Sedekah secara berkala.
"Sehari ada 3 sampai 4 orang yang mengisi nasi bungkus. Tapi kami tidak mengikat, dan tidak memaksa. Seikhlasnya dan kerelaan hati masing-masing. Yang penting tidak memberatkan," katanya.