Satu Relawan di Pengungsian Balai Desa Glagaharjo Sleman Dinyatakan Reaktif
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengatakan IgD atau Imunoglobulin G bisa diartikan pernah terpapar COVID-19, tetapi sudah lama.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Relawan yang bertugas di pengungsian Balai Desa Glagaharjo menjalani rapid test.
Tujuannya adalah untuk mencegah penularan COVID-19 di barak pengungsian.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman menargetkan ada 60 relawan yang menjadi sasaran rapid tes.
Namun, hanya 44 saja yang mengikuti rapid tes.
Hasilnya, dari 44 relawan terdapat 1 relawan yang reaktif IgD (Imunoglobulin G).
Baca juga: Evaluasi Soal Malioboro Semi Pedestrian, Pemda DIY akan Gandeng Pemkot Yogya
Baca juga: Hingga Sore Ini, Total Pengungsi di Magelang Menjadi Sebanyak 812 Jiwa
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengatakan IgD atau Imunoglobulin G bisa diartikan pernah terpapar COVID-19, tetapi sudah lama.
Berbeda dengan IgM atau Imunoglobulin M.
"Kalau IgM itu terpaparnya baru saja atau akut," katanya, Senin (09/11/2020).
Meskipun reaktif IgG, namun Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman tetap meminta relawan tersebut untuk melakukan isolasi mandiri dan selanjutnya swab.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Gunungkidul: 10 Kasus Sembuh, 2 Kasus Baru Pada 9 November 2020
Baca juga: Pemkot Yogya Pastikan Ketersediaan Tempat Cuci Tangan Sudah Mencukupi
"Ini untuk antisipasi saja. Tetap dilakukan swab untuk yang bersangkutan," sambungnya.
Sebelumnya, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman, Novita Krisnaeni mengatakan yang menjadi sasaran rapid tes adalah relawan yang berasal dari luar wilayah Kapanewon Cangkringan.
"Target memang untuk relawan, karena mereka kan dari luar daerah sini (Kapanewon Cangkringan). Ketika relawan yang datang untuk membantu atau bertugas tidak membawa virus Korona," katanya. (maw)