Pilpres AS
Profil Kamala Harris, Cawapres Perempuan Pertama yang Dampingi Joe Biden di Pilpres AS 2020
Amerika Serikat sedang bersorak-sorai. Sebagian besar media mainstream di negeri Paman Sam telah mengatakan bahwa Joe Biden aman untuk memenangkan
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Amerika Serikat sedang bersorak-sorai. Sebagian besar media mainstream di negeri Paman Sam telah mengatakan bahwa Joe Biden aman untuk memenangkan pemilihan presiden 2020.
Diketahui, Biden unggul dengan angka 284 vote elektoral. Sementara Donald Trump yang merupakan petahana hanya mampu meraup suara 214 saja.
Batas minimum untuk memenangkan pemilihan adalah dengan mendapatkan 270 dukungan.
Artinya, meski perhitungan manual belum usai karena banyaknya suara yang belum sampai di Lembaga Pemilihan Umum, namun Biden dipastikan aman untuk memenangkan pemilihan presiden.
Ini merupakan sejarah bagi Amerika Serikat. Dengan Joe Biden berpotensi menjadi presiden, maka Amerika akan memiliki wakil presiden perempuan pertama dalam sejarah.
Kamala Harris merupakan tandem Joe Biden dalam perang kali ini. Jika resmi terpilih, Harris adalah orang berdarah Asia pertama yang memenangkan pemilu Amerika Serikat.
Sejak abad 17, Amerika hanya memiliki wakil presiden laki-laki, bahkan hingga kini abad modern kini.
Harris bukanlah sosok asing untuk masyarakat Amerika, sebab dirinya merupakan Senator dari California. Ia dikatakan sebagai senator yang cukup progresif dalam kebijakan sosial.
Pandangannya tentang kaum-kaum tertindas cukup berbeda. Menurut Harris, setiap orang memiliki hak untuk hidup, tanpa terkecuali.
Baca juga: Joe Biden Menang di Pilpres AS, Akhirnya Donald Trump Buka Suara
Harris menyerukan investasi ekonomi dan pendidikan dalam komunitas kulit berwarna untuk menciptakan komunitas yang lebih aman dan sehat.
Dia dan Biden telah menyerukan diakhirinya surat perintah larangan memukul, mencekik dan menekan karotis pada orang yang melakukan kriminal.

Ia berkaca pada kasus George Floyd, pria Afrika-Amerika yang mati karena diinjak dengan lutut oleh polisi.
Baca juga: Pilpres AS Joe Biden vs Donald Trump: Biden Selangkah Menuju Gedung Putih, Trump Masih Tak terima
Mereka ingin membuat standar kekuatan nasional dan database untuk melacak polisi yang menggunakan kekuatan berlebihan dan melanggar aturan.
Hingga kini, masyarakat menyebutnya sebagai ‘Obama Kedua’ karena ia adalah perempuan kulit berwarna yang segera menghuni Gedung Putih.
Ternyata, Harris juga memiliki darah Asia. Sang ibu, Shyamala Gopalan merupakan ahli biologi peneiti kanker payudara.