Antisipasi Lonjakan Pengangguran, Bappeda DI Yogyakarta Berikan Program Pelatihan untuk Pekerja
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Beny Suharsono mengatakan, antisipasi terjadinya lonjakan
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Masalah ketenagakerjaan makin kompleks di tengah pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
Akibatnya, ancaman penganggguran pun bisa terjadi. Apalagi, sektor ekonomi belum menunjukkan kestabilan.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Beny Suharsono mengatakan, antisipasi terjadinya lonjakan pengangguran pada akhir tahun nanti terus dilakukan dengan memberikan program pelatihan dan pemberdayaan kepada pekerja yang terdampak pandemi.
"Tak bisa dipungkiri, ancaman gejolak pengangguran masih bisa terjadi selama pandemi masih ada. Maka dari itu, berbagai cara dilakukan untuk menekan terjadinya gelombang pengangguran dengan membuat program pelatihan yang bekerja sama dengan instansi terkait," jelasnya kepada Tribun Jogja, pada Senin (02/11/2020).
Baca juga: Komoditas Perguruan Tinggi Sumbang Inflasi Terbesar di Yogyakarta
Baca juga: Mulai Selasa Besok, Kawasan Malioboro Jogja Bebas dari Kendaraan Bermotor hingga 2 Minggu ke Depan
Ia menambahkan, masalah pengangguran menjadi salah satu parameter membaiknya perekonomian.
Namun, di DIY sendiri belum menunjukkan keberhasilan tersebut.
"Selama pandemi kemiskinan di DIY mencapai angka 11,47 persen padahal ditargetkan hanya sekitar 7 persen. Tentu, pemicu naiknya angka kemiskinan salah satu faktornya terjadi peningkatan jumlah pengangguran," ujarnya
Berdasarkan data BPS DIY tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2020 meningkat sebesar 3,38 persen dengan jumlah angkatan pekerja sebanyak 2,161 juta jiwa.
Kenaikan angka penggangguran, lanjut Beny, turut dipengaruhi banyak faktor.
Baca juga: Kepastian UMK Kota Yogyakarta 2021 Dibahas Pekan Ini
Baca juga: Gelombang Tinggi Sebabkan Abrasi di Sepanjang Pantai Selatan Kulon Progo
Di antaranya, adanya musibah pandemi yang membuat sektor ekonomi terpuruk sehingga memaksa para pemilik usaha memberhentikan pekerjanya.
Kemudian, minimnya lapangan pekerjaan dan ketidaksesuaian kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan perusahaan.
"Sebenarnya masih banyak yang harus diperbaiki terkait angka pengangguran di DIY. Ini masih terus dilakukan pemantauan perkembangannya menyusul sudah mulai terjadinya geliatnya industri wisata dan akan dibukanya kembali sektor pendidikan,"pungkasnya. (ndg)