Maulid Nabi Muhammad SAW
Peringati Maulid Nabi, Berikut Sederet Kisah Teladan Nabi Muhammad SAW yang Harus Ditiru
Sebagai umat muslim di momen kelahiran Rasulullah SAW atau biasa disebut Maulid Nabi selayaknya kita meneladani sifat-sifat mulia Nabi Muhammad SAW.
“Ketahuilah, bahwa Ia adalah Muhammad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang yang setiap hari kau hinakan dan kau rendahkan di depan orang banyak di pasar ini,” jawab Abu Bakar kepada pengemis buta itu.
Seketika pengemis Yahudi yang buta itu tertegun dan kaget terngiang, tak ada kata yang keluar dari mulutnya namun tampak bibirnya bergetar. Air mata pengemis buta itu perlahan membasahi pipinya yang mulai berkeriput tua. Si pengemis buta tersadar, betapa orang yang selama ini ia hinakan justru memperlakukannya dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Lantas pengemis tersebut merasa lebih hina dari apapun yang ada di dunia ini.
Ia seraya berkata
“Selama ini aku telah menghinanya, memfitnahnya, bahkan saat Muhammad ada di sampingku sedang menyuapi aku. Tapi dia tidak pernah memarahiku. Dia malah dengan sabar melembutkan makanan yang di masukkan ke dalam mulutku. Dia begitu mulia.” Kata pengemis buta dalam isakannya.
Lantas seketika saat itu juga, Si Pengemis Yahudi buta segera bersaksi di hadapan Abu Bakar Ash Shiddiq. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat ‘La ilaha illallah Muhammadar Rasulullah.’ Pengemis buta memilih untuk memeluk Islam setelah sumpah serapahnya kepada Muhammad SAW dibalas dengan kasih sayang oleh motivator handal tersebut. Selayaknya kita harus selalu mendo’akan dan tetap berbuat baik kepada seseorang yang menghina/menyakiti hati kita kelak kebaikan akan mengalir.
Allah SWT berfirman,
وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195).
Baca juga: 11 Bacaan Sholawat Nabi untuk Diamalkan di Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Keutamannya
2. Ketulusan Hati Rasulullah terhadap Hamba Sahaya
Kisah seorang budak yang paling beruntung dan menjadi warisan bagi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam .
Setelah menikah dengan Khodijah radhiallahu’anha, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam memerdekakannya. Dialah yang telah merawat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam sewaktu kecil, sehingga beliau menganggapnya seperti ibu sendiri. Dan bertambah pula keutamaan Ummu Aiman dengan adanya Usamah bin Zaid, putra mereka yang menjadi kesayangan Rasulullah SAW.
Sebelumnya dalam perjalanan pulang dari mengunjungi saudara-saudara suaminya dari Bani Najjar di Yatsrib (Madinah), ajal menjemput Aminah binti Wahab.
Beliau meninggalkan putranya yang telah yatim dan baru berumur empat tahun bersama seorang hamba sahaya. Hamba sahaya tersebutlah yang merawat dan menemaninya dalam kesedihan ditinggal sang ibunda. Ia juga menemani melintasi perjalanan menuju ke Mekah dalam terik matahari serta panasnya batu dan pasir gurun.
Anak tersebut ialah Muhammad bin Abdullah (Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam) dan budak itu adalah Ummu Aiman Al-Habasyiyyah radhiallahu’anha. Sebelum memeluk Islam, seorang hamba sahaya Zaid dilahirkan sebagai seorang Nasrani.
Saat ia masih kecil, ia ikut bepergian dengan ibunya dalam suatu kafilah namun segerombolan perampok menghadang mereka dan menculik Zaid. Ia kemudian di jaul dan jatuh ditangan Hakim dan ia menghadiahkan Zaid kepada Khadijah, isteri nabi Muhammad SAW.