Kala Danang Wicaksana Sulistya Menimba Ilmu pada Para Seniornya di IKAUII DPW DIY
Danang Wicaksana Sulistya (DWS), ngangsu kaweruh kepada para seniornya di Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKAUII) DIY
TRIBUNJOGJA,COM, SLEMAN - Calon Bupati Sleman nomor urut 1, Danang Wicaksana Sulistya (DWS), ngangsu kaweruh alias menimba ilmu kepada para seniornya di Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKAUII) DPW DIY, tentang public policies, tata kelola pemerintahan, tata wilayah dan pengembangan food estate di Srawung Saklawase Resto di Sonopakis, Kasihan, Bantul, Selasa (27/10/2020).
Dalam diskusi informal tersebut, para senior bergantian menyampaikan perspektifnya tentang pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat.
Sekretaris IKAUII DPW-DIY, Totok Purwanto, menyatakan keluarga alumni sebetulnya tidak dalam kapasitas memberikan dukungan politis.
Namun sebagai praktisi dan akademisi, para pengurus ikatan menganggap DWS sebagai 'adik' yang dipandang mampu menerima tongkat estafet pemerintahan di Sleman.
"Karena potensi wilayah Sleman itu banyak, tapi by data justru pencapaiannya di berbagai bidang ketinggalan dengan wilayah sebelah," kata Totok.
Baca juga: Danang Wicaksana Silaturahmi ke Kelompok Tani Kembang Mulyo, Siap Atasi Keluhan Petani
Baca juga: Pengusaha Kain Tenun Lurik Curhat ke Danang Wicaksana Sulistya, Ingin Bisa Ekspor Produk Asli Sleman
Greget pembangunan di Sleman disebut Totok tidak terlihat, sehingga dinamika wilayah dan potensinya tidak tergarap dengan baik.
Dampaknya, Sleman terkesan seperti mengalami stagnansi alias berjalan di tempat.
"Jadi pantas kami berharap kepada DWS dan ACH wakilnya. Karena luasan wilayah, potensi yang belum tergarap dan tantangan ke depannya memang membutuhkan tenaga muda dan tangkas," kata Totok.
Alumnus Fakultas Hukum UII tahun 1985 itu menyebut, para senior DWS adalah kelompok pemilih logis yang tidak mengandalkan emosi.
Jadi, masih menurut Totok, mereka mendukung DWS karena melihat program-program yang ditawarkan memang layak.
"Programnya membumi, langsung ke sasaran dan feasible," tukas Totok.

Selain kapasitas dan kapabilitas DWS-ACH, Totok optimistis kedua calon merupakan pribadi yang lebih siap mendengar dan egaliter.
Untuk itu, keluarga alumni menitipkan sejumlah perspektif dan pandangannya tentang upaya membawa Sleman ke arah yang lebih baik.
Bagi Totok, paparan program DWS-ACH yang berencana melibatkan akademisi dalam pembangunan Sleman sangat mengena.
Pasalnya, tidak semua politisi memiliki kesediaan untuk bekerjasama dengan kampus.