Kulon Progo
Hasil Karya Sekolah Film Diharapkan Dapat Angkat Potensi Kulon Progo
Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo melaunching empat hasil karya film pendek produksi sekolah film di Kulon Progo.
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo melaunching empat hasil karya film pendek produksi sekolah film di Kulon Progo.
Adapun empat film tersebut berjudul Juang karya Naufal, Gumun karya Bambang Jati Asmoro, Manah karya Ponang Merdugandang dan Teguh karya Gagah.
Nantinya keempat film itu akan diputar di Taman Budaya Kulon Progo, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo pada Jumat (23/10/2020) pukul 19.30 WIB.
Mentor Sekolah Film, Agus Kencrot membeberkan dalam proses produksinya, anak-anak langsung diperkenalkan peralatan yang sesuai dengan pembuatan film layar lebar.
Baca juga: Upacara Peringatan Hari Santri di Kulon Progo Digelar Secara Sederhana
"Jadi anak-anak sudah mengenal kamera yang dipakai untuk kelas pembuatan film layar lebar terus langkah selanjutnya bagaimana mereka memproduksi secara profesional," katanya usai konferensi pers di Taman Budaya Kulon Progo Jumat (23/10/2020).
Terlebih yang memproduksi hasil karya film tersebut merupakan anak-anak dari Kabupaten Kulon Progo dimana memiliki keindahan alam yang sangat eksotis dengan keberagaman budayanya.
Sehingga mereka harus bisa mempresentasikan kepada masyarakat di luar Kabupaten Kulon Progo.
Sebab, menurutnya film sangat efektif untuk mempromosikan kekayaan daerah yang dimiliki oleh Kulon Progo sehingga penting sekali jika sekolah film terus dikembangkan.
"Mungkin banyak filmaker yang ada di Kulon Progo, semakin kualitas alam dan keberagaman budaya dapat disampaikan ke orang-orang di luar Kulon Progo," ucapnya.
Selain itu, rencananya film tersebut juga akan diikutsertakan ke beberapa ajang festival film di Indonesia bahkan mancanegara.
"Sehingga orang yang melihat Kulon Progo menjadi terpukau ditambah dengan adanya keberadaan Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA). Karena jika seumpama ini tidak dilatih dapat menjadikan anak-anak di Kulon Progo hanya sebagai penonton," katanya.
Baca juga: Distanpangan Kulon Progo Ikut Sertakan Program PanganKu di Ajang UNPSA
"Saat ini saya juga sedang menyediakan kualita SDM sehingga jika ada produksi film layar lebar mereka sudah bisa terlibat sebagai kru tidak hanya sebagai figuran. Dan disini kita juga memiliki pemain yang hebat dan nantinya bisa kita lihat. Ini yang kemudian dipromosikan kepada sutradara di Yogyakarta maupun Jakarta," sambungnya.
Selain itu, kata Agus kendala yang dihadapi selama proses produksi yaitu kemampuan anak-anak dalam menghadapi tantangan pada proses pembuatan film.
"Mereka ini kan anak-anak yang bekerja dengan kemampuan sesuai dengan proses hidupnya tetapi kemudian mereka diberi tantangan yang luar biasa sehingga ada yang mampu dan ada yang tidak. tetapi kita tetap berupaya untuk mendampingi mereka dalam memecahkan kendala dan memberikan semangat hingga akhirnya bisa membuat mereka mampu dan meneruskan film ini," jelasnya.
Kepala Seksi Seni dan Film, Dinas Kebudayaan Kulon Progo Gunawan Edi Nugroho mengatakan film-film tersebut diproduksi dengan menggunakan Dana Keistimewaan DIY dengan durasi 25 menit.
"Seluruhnya mengangkat potensi yang terdapat di Kulon Progo sehingga nantinya keempat film itu bakal dijadikan sebagai media promosi daerah," ucapnya. (TRIBUNJOGJA.COM)