Human Interest Story
Kisah Perjuangan Hidup Riyan Nugroho Aji, Driver Ojol yang Kini Jadi Dosen UGM
Suatu waktu di musim kemarau tahun 2017, Riyan bersama sang istri yang sedang hamil mengunjungi ruang dosen di Fakultas Peternakan UGM.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Setelah awalnya cuma coba-coba buat untuk dibagi-bagikan tetangga, ternyata responsnya baik.
“Dari semua pemasukan itulah akhirnya kami bisa makan sejahtera, bahkan bisa menabung,” ujarnya.
Dari berbagai pengalaman hidup tersebut, Riyan menyatakan banyak pelajaran yang dirinya terima.
Semisal ketika sekarang Riyan melihat driver ojol, dirinya akan mendoakan mereka.
“Saya merasakan sendiri bagaimana susah dan lelahnya menjadi driver ojol. Terlebih mereka tidak bekerja keras untuk diri sendiri. Ada keluarga yang menunggu mereka di rumah. Makanya ketika dengar cerita ada driver ojol ditipu, saya marah sekali,” ungkapnya.
Lebih lanjut, usaha keras Riyan tersebut juga tidak percuma. Proses seleksi dosennya berjalan mulus hingga tahap akhir.
Hal itu hingga akhirnya dirinya resmi diangkat menjadi dosen pada Februari 2018.
Ia juga bisa berpindah ke kontrakan rumah yang lebih bagus untuk istri dan anaknya.
Kini, Riyan tengah mengupayakan untuk melanjutkan pendidikan S-3-nya di Jepang.
Baca juga: PSIM Yogyakarta Tetap Berlatih Meski Kompetisi Belum Jelas
Hal ini sebagai prasyarat dirinya sebagai dosen, yakni dalam kurun waktu 3 tahun setelah dilantik harus sudah kuliah S-3.
Ia menyebut bahwa dirinya sudah diterima di University of Miyazaki, Jepang.
Namun, terdapat kendala akibat pandemi Covid-19 ini.
“Oktober ini saya seharusnya sudah berada di sana. Juli kemarin kabarnya pembatasan penerbangan sudah diangkat, ternyata kembali diberlakukan. Akibatnya saya mengurus visa juga tidak bisa sejak Agustus kemarin,” ungkapnya.
Riyan kini terpaksa harus mengambil cuti satu semester dan memulai kuliah tahun depan.
Meski demikian, ia menyebut hal ini tidaklah menjadi masalah, malahan menjadi hikmah tersendiri.
“Dengan ini saya tidak perlu mengeluarkan uang untuk tiket pesawat yang terbilang mahal, utamanya dalam kondisi pandemi ini. Saya juga mempersiapkan proposal riset untuk disertasi nanti. Saya juga bisa mempersiapkan kemampuan bahasa saya,” ucap dosen yang mengampu bidang teknologi reproduksi ternak ini. (uti)