Perbedaan Virus SARS-Cov2 dengan Norovirus, Gejala Klinis hingga Cara Penularannya
Norovirus diketahui menjadi penyebab utama terjadi infeksi usus akut (gastroenteritis) di seluruh dunia.
Bukan Virus Baru dan Ada di Banyak Negara
Sampai saat ini dari informasi yang ada dari Center for Disease Control and Prevention Tiongkok lebih dari 30 KLB sudah terjadi sejak September 2020 ini melibatkan 1,500 kasus terutama dilaporkan ditularkan melalui kantin karena adanya makanan yang tercemar.
Norovirus bukan virus baru dan bisa ditemukan di banyak negara, biasanya bermula dari restoran yang makanannya tercemar oleh Norovirus ini dan akhirnya terjadi KLB akibat banyak pelanggan restoran tersebut yang terinfeksi.
Tetap saja, keberadaan keracunan makanan karena norovirus ini harus diwaspadai, sehingga jika terjadi KLB bahwa sisa makanan yang dicurigai, atau muntahan dan feses pasien yang menerima keracunan makanan tersebut harus dicek apakah Norovirus sebagai penyebabnya.
Penanganan
Sampai saat ini, kata Ari, prinsip penanganan infeksi Norovirus adalah dengan memberikan obat-obatan untuk menghilangkan gejala sakit dan mencegah terjadinya dehidrasi, akibat muntah dan diare.
Pasien yang terinfeksi Norovirus, juga harus mengganti makanan dengan yang lebih lunak, seperti bubur dan menghindari makan pedas dan berlemak.
Jaga Kebersihan Makanan
Upaya yang dilakukan untuk pencegahan Norovirus adalah kualitas makanan harus tetap terjaga kebersihannya baik di restoran, kantin atau di rumah tangga.
"Masyarakat juga harus selalu rajin mencuci tangan pakai sabun," ujarnya.
Sampai saat ini prinsip penanganan jika terinfeksi Norovirus adalah memberikan obat-obatan untuk menghilangkan gejala sakit dan mencegah terjadinya dehidrasi akibat muntah dan diare.
Mengganti makanan dengan yang lebih lunak seperti bubur dan menghindari makan pedas dan berlemak. (tribunnews)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Awal Mula Norovirus yang Mewabah di China: Menyerang Usus, Penularan hingga Gejala