Kehabisan Anggaran Dropping Air, Sejumlah Kapanewon Bergantung pada BPBD Gunungkidul

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Meski saat ini hujan mulai mengguyur, namun sejumlah wilayah di Gunungkidul masih mengalami kesulitan air.

Tak hanya itu, beberapa kapanewon pun melaporkan kehabisan anggaran untuk distribusi (dropping) air bersih.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki mengungkapkan setidaknya sudah ada dua kapanewon yang melaporkan secara resmi, mengenai kondisi tersebut.

"Kapanewon Tanjungsari dan Tepus melaporkan ke kami sudah kehabisan anggaran," kata Edy pada Senin (12/10/2020).

Selain dua kapanewon tersebut, ada informasi yang menyebut Girisubo juga mengalami persoalan serupa namun laporan resmi belum diterima BPBD Gunungkidul.

Baca juga: Efek Pandemi, Bantuan Dropping Air di Pihak Ketiga di Gunungkidul Minim

Kendati demikian, penyaluran air bersih tetap dilakukan ke wilayah yang membutuhkan.

Edy sendiri mengatakan anggaran BPBD Gunungkidul untuk penanganan krisis air masih mencukupi.

Menurutnya anggaran yang sudah terpakai baru 45 persen dari total keseluruhan yaitu sekitar Rp 753 juta.

"Sampai Desember masih cukup, apalagi saat ini sudah mulai hujan walau belum merata," ujarnya.

Sampai saat ini, tercatat ada 14 kapanewon di Gunungkidul yang berpotensi mengalami kekeringan.

Jumlah warga yang berpotensi terdampak krisis air bersih ini mencapai 128.838 jiwa.

Sejumlah 11 dari 14 kapanewon ini pun sudah mengajukan dropping air bersih ke BPBD.

Terpisah, Panewu Anom Girisubo Arif Yahya membenarkan bahwa anggaran air bersih di wilayahnya sudah habis beberapa waktu lalu.

Alokasi anggaran yang disediakan pihaknya mencapai Rp 90 juta.

Baca juga: Kekeringan di Tengah Pandemi, Pemda DIY akan Dropping Air Bersih Lebih Banyak

"Itu sudah digunakan untuk dropping 523 tangki air bersih ke warga yang membutuhkan," jelas Arif melalui telepon.