BPBD Bantul: Waspadai Potensi Ancaman La Nina
Tahun ini ada potensi ancaman La Nina di Samudera Pasifik, yang diprediksi dapat mengakibatkan anomali cuaca.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto menyampaikan, memasuki peralihan musim penghujan warga Bantul diminta waspada dan mulai bersiap-siap.
Sebab, tahun ini ada potensi ancaman La Nina di Samudera Pasifik, yang diprediksi dapat mengakibatkan anomali cuaca.
"Dampaknya bisa berdampak di wilayah Bantul," kata dia, ditemui seusai membagikan masker di Pasar Pundong, Senin (12/10/2020).
Dampak La Lina, kata Dwi, bisa berupa angin kencang dan curah hujan dengan intensitas lebih tinggi.
Selanjutnya, jika angin kencang dan curah hujan tinggi, maka potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor juga semakin meningkat.
Baca juga: Kepala Disdikpora Bantul: Konsultasi Pelajaran Secara Tatap Muka Menerapkan Protokol Kesehatan Ketat
Baca juga: Gerakan Satu Juta Masker, Pemkab Bantul Mulai Bagikan 135 Ribu Masker
Potensi bencana itu, menurutnya, harus diwaspadai bersama-sama oleh masyarakat Bantul.
Salah satu caranya dengan mulai membersihkan sungai maupun saluran irigasi agar dapat mencegah terjadinya banjir. Kemudian, mulai memangkas dahan dan memotong pohon rapuh yang berpotensi tumbang.
Minimal di pekarangan dan lingkungan masing-masing.
"Itu semua menjadi keharusan untuk mengurangi resiko bencana ketika angin kencang dan hujan mulai datang," ucap Dwi.
Menurutnya, dalam waktu dekat, pihaknya akan segera melangsungkan rapat koordinasi komplit untuk membahas meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi akibat La Lina.
Baca juga: Masih Ada Toko Modern di Bantul yang Tak Patuh Protokol Kesehatan
Baca juga: Satpol-PP: Kesadaran Warga di Bantul Pakai Masker Cukup Bagus, Angka Pelanggaran Fluktuatif
Disinggung mengenai Early Warning System (EWS) longsor, Dwi mengatakan saat ini di Bantul sedikitnya sudah ada 10 EWS yang terpasang didaerah rawan longsor.
Kondisinya, kata dia, saat ini sudah dilakukan pemantauan dan berfungsi baik.
Namun demikian, menurut dia, EWS yang terpasang saat ini belum cukup ideal untuk dapat mengcover semua titik rawan longsor yang ada di Bumi Projotamansari.
Sebab, satu alat EWS, kata dia, jarak jangkauannya relatif pendek, hanya mampu mengcover maksimal jarak 1 - 2 kilometer saja.
Padahal, berdasarkan hasil pemetaan yang dikeluarkan BPBD pada tahun lalu, ada sekitar 2.235 Kepala Keluarga di Bantul yang tinggal di zona merah.