Warung Mie Ayam di Klaten Ini Setiap Hari Diserbu Pembeli Karena Harganya Hanya Rp3000
Warung Mie Ayam di Klaten Ini Setiap Hari Diserbu Pembeli Karena Harganya Hanya Rp3000
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Hari Susmayanti
Harga bakso yang dijualnya saat itu masih Rp200 per mangkoknya.
Lalu, mulai tahun 1983 dirinya mencoba menjual mie ayam seharga Rp300.
Menurutnya, harga mie ayam yang ia jual sempat mengalami perubahan sesuai dengan harga bahan baku, yakni sempat naik ke harga Rp500, Rp1000 dan Rp2000
"Tapi sejak tahun 2000 saya jual mie ayam jadi Rp3000 per mangkok," urainya.
Setiap harinya, dipaparkan Pak Suro, dirinya mulai berjualan sejak pukul 06.00 pagi hingga pukul 17.00 sore.
Dengan menjual harga mie ayam yang murah tersebut, diakui Pak Suro, dagangannya sering dibeli oleh semua kalangan mulai anak sekolahan hingga orang kantoran.
"Kalau pembelinya beragam ya. Semasa anak-anak masih sekolah juga ramai yang membeli," ucapnya.
Merebaknya pandemi Covid-19 di Klaten sejak Maret 2020 tidak mempengaruhi penjualan dari kakek 11 cucu ini.
Ia mengaku penjualan mie ayamnya tetap laris manis di tengah pandemi.
Dalam sehari, kata Pak Suro, ia bisa menjual 20 kilogram mie dan jumlah itu bisa meningkat saat akhir pekan menjadi 30 kilogram.
"Tiap 5 kilo mie itu, saya jadikan 80 mangkok mie ayam. Kalau setiap akhir pekan itu saya bisa habiskan 30 kilogram mie," imbuhnya.
Setelah puluhan tahun berjualan, diakui Pak Suro dirinya juga telah memiliki dua cabang mie ayam yang dikelola oleh anak-anaknya.
"Harganya juga sama yakni Rp3000 permangkoknya. Cabang pertama masih di daerah Manisrenggo, lalu ada juga pakai gerobak yang jual juga anak saya," tandasnya. (Tribunjogja/Almurfi Syofyan)