Warung Mie Ayam di Klaten Ini Setiap Hari Diserbu Pembeli Karena Harganya Hanya Rp3000

Warung Mie Ayam di Klaten Ini Setiap Hari Diserbu Pembeli Karena Harganya Hanya Rp3000

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Hari Susmayanti
Tribunjogja/Almurfi Syofyan
Pak Suro (baju abu-abu) saat menyiapkan pesanan mie ayam Rp3000 di warung miliknya, Minggu (4/10/2020). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Mie Ayam sudah lama menjadi makanan favorit masyarakat.

Namun sebagian besar di antaranya menjual dengan harga kisaran Rp 9.000 hingga Rp15.000  per mangkoknya.

Tapi, tidak bagi Pak Suro.

Penjual mie ayam di Klaten ini mematok harga di bawah standar harga mie ayam pada umumnya, yakni hanya dipatok Rp 3.000 saja per mangkoknya.

Pak Suro biasa berjualan mie ayam di Jalan Manisrenggo KM 3, Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Ternyata, Pak Suro berjualan mie ayam sudah sejak 37 tahun yang lalu atau tepatnya pada tahun 1983.

Warung mie ayam milik Cipto Wiyono atau akrab disapa Pak Suro ini berada persis di tepi jalan Manirenggo-Prambanan, Klaten.

Harganya yang murah membuat mie ayam ini diserbu oleh ratusan warga setiap harinya.

Pantauan Tribunjogja.com, Minggu (4/10/2020) sekitar pukul 11.20 WIB tampak sejumlah pengunjung mulai ramai mengantri untuk membeli mie ayam olahan Pak Suro.

Bahkan beberapa di antaranya ada yang tidak kebagian tempat duduk dan terpaksa menunggu giliran.

Warung Mie Ayam Viral yang Sempat Viral karena Pakai Jurus Murah dan Gratis

Kisah Warung Mie Ayam Balungan Viral di Bantul, Mampu Habis 5 Porsi Dapat Hadiah Rp100 Ribu

Dengan harga Rp3.000, pembeli bisa menikmati mie ayam lengkap dengan empat butir bakso.

Pak Suro mengaku tidak memiliki alasan khusus kenapa dirinya menjual mie ayam dengan harga yang sangat ekonomis tersebut.

"Kalau ditanya alasan ya nggak ada. Saya menjual dengan harga Rp 3000 ini juga sudah lama sejak tahun 2000 dan dapat untung kok. Nggak rugi," ungkapnya saat berbincang dengan Tribunjogja.com di warung mie ayamnya.

Pria berusia 70 tahun ini mengaku jika dirinya sudah memulai berjualan di lokasi saat ini sejak tahun 1975 atau persisnya sekitar 45 tahun silam.

Saat itu, kata pria yang memiliki enam orang anak itu, berjualan bakso.

Harga bakso yang dijualnya saat itu masih Rp200 per mangkoknya.

Lalu, mulai tahun 1983 dirinya mencoba menjual mie ayam seharga Rp300.

Menurutnya, harga mie ayam yang ia jual sempat mengalami perubahan sesuai dengan harga bahan baku, yakni sempat naik ke harga Rp500, Rp1000 dan Rp2000

"Tapi sejak tahun 2000 saya jual mie ayam jadi Rp3000 per mangkok," urainya.

Setiap harinya, dipaparkan Pak Suro, dirinya mulai berjualan sejak pukul 06.00 pagi hingga pukul 17.00 sore.

Dengan menjual harga mie ayam yang murah tersebut, diakui Pak Suro, dagangannya sering dibeli oleh semua kalangan mulai anak sekolahan hingga orang kantoran.

"Kalau pembelinya beragam ya. Semasa anak-anak masih sekolah juga ramai yang membeli," ucapnya.

Merebaknya pandemi Covid-19 di Klaten sejak Maret 2020 tidak mempengaruhi penjualan dari kakek 11 cucu ini.

Ia mengaku penjualan mie ayamnya tetap laris manis di tengah pandemi.

Dalam sehari, kata Pak Suro, ia bisa menjual 20 kilogram mie dan jumlah itu bisa meningkat saat akhir pekan menjadi 30 kilogram.

"Tiap 5 kilo mie itu, saya jadikan 80 mangkok mie ayam. Kalau setiap akhir pekan itu saya bisa habiskan 30 kilogram mie," imbuhnya.

Setelah puluhan tahun berjualan, diakui Pak Suro dirinya juga telah memiliki dua cabang mie ayam yang dikelola oleh anak-anaknya.

"Harganya juga sama yakni Rp3000 permangkoknya. Cabang pertama masih di daerah Manisrenggo, lalu ada juga pakai gerobak yang jual juga anak saya," tandasnya. (Tribunjogja/Almurfi Syofyan)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved