Warung Mie Ayam di Klaten Ini Setiap Hari Diserbu Pembeli Karena Harganya Hanya Rp3000
Warung Mie Ayam di Klaten Ini Setiap Hari Diserbu Pembeli Karena Harganya Hanya Rp3000
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Mie Ayam sudah lama menjadi makanan favorit masyarakat.
Namun sebagian besar di antaranya menjual dengan harga kisaran Rp 9.000 hingga Rp15.000 per mangkoknya.
Tapi, tidak bagi Pak Suro.
Penjual mie ayam di Klaten ini mematok harga di bawah standar harga mie ayam pada umumnya, yakni hanya dipatok Rp 3.000 saja per mangkoknya.
Pak Suro biasa berjualan mie ayam di Jalan Manisrenggo KM 3, Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Ternyata, Pak Suro berjualan mie ayam sudah sejak 37 tahun yang lalu atau tepatnya pada tahun 1983.
Warung mie ayam milik Cipto Wiyono atau akrab disapa Pak Suro ini berada persis di tepi jalan Manirenggo-Prambanan, Klaten.
Harganya yang murah membuat mie ayam ini diserbu oleh ratusan warga setiap harinya.
Pantauan Tribunjogja.com, Minggu (4/10/2020) sekitar pukul 11.20 WIB tampak sejumlah pengunjung mulai ramai mengantri untuk membeli mie ayam olahan Pak Suro.
Bahkan beberapa di antaranya ada yang tidak kebagian tempat duduk dan terpaksa menunggu giliran.
• Warung Mie Ayam Viral yang Sempat Viral karena Pakai Jurus Murah dan Gratis
• Kisah Warung Mie Ayam Balungan Viral di Bantul, Mampu Habis 5 Porsi Dapat Hadiah Rp100 Ribu
Dengan harga Rp3.000, pembeli bisa menikmati mie ayam lengkap dengan empat butir bakso.
Pak Suro mengaku tidak memiliki alasan khusus kenapa dirinya menjual mie ayam dengan harga yang sangat ekonomis tersebut.
"Kalau ditanya alasan ya nggak ada. Saya menjual dengan harga Rp 3000 ini juga sudah lama sejak tahun 2000 dan dapat untung kok. Nggak rugi," ungkapnya saat berbincang dengan Tribunjogja.com di warung mie ayamnya.
Pria berusia 70 tahun ini mengaku jika dirinya sudah memulai berjualan di lokasi saat ini sejak tahun 1975 atau persisnya sekitar 45 tahun silam.
Saat itu, kata pria yang memiliki enam orang anak itu, berjualan bakso.