Wabah Virus Corona

Penjelasan Satgas COVID-19 Soal Kapan Pandemi Virus Corona di Indonesia Berakhir

Menurut Wiku, angka kasus COVID-19 di Indonesia bakalan terus meningkat atau stagnan apabila tak ada perubahan perilaku masyarakat

Editor: Rina Eviana
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Petugas kesehatan menggunakan alat pelindung diri saat tiba di pos pemeriksaan IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (16/9/2020). Gubernur Anies Baswedan pada Sabtu pekan lalu mengatakan saat ini pasien terpapar Covid-19 dengan status Orang Tanpa Gejala atau OTG akan dirawat di RSD Wisma Atlet, sebanyak 1.740 pasien Covid-19 yang dirawat inap hingga Rabu, 16 September 2020. 

Tribunjogja.com - Hampir tujuh bulan pandemi COVID-19, Indonesia tanda-tanda pandemi COVID-19 kelar juga belum menunjukkan tanda-tanda.

Justru hingga hari ini, jumlah total COVID-19 di Indonesia sudah melampaui angka 290.000 kasus.

Dari data update virus corona hari ini, Kamis (1/10/2020) jumlah penambahan pasien COVID-19 masih tinggi, yaitu di atas 4.000 orang dalam sehari.   

Ilustrasi sebaran kasus Virus Corona di Indonesia.
Ilustrasi sebaran kasus Virus Corona di Indonesia. (Shutterstock)

Hingga Kamis ini pukul 12.00 WIB memperlihatkan, ada 4.174 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Penambahan itu menyebabkan kasus COVID-19 di Indonesia kini mencapai 291.182 orang, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Pertanyaan yang sering muncul di masyarakat adalah, kapan sebenarnya puncak pandemi COVID-19 di Tanah Air dan kapan akan berakhir?

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pihaknya tak bisa memprediksi kapan puncak kasus COVID-19 di Indonesia.

Hal itu disebut bergantung kepada kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Kalau ditanya kapan angkanya akan tertinggi dan turun, semuanya tergantung kita sendiri," ujar Wiku dalam keterangan pers dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/10/2020).  

"Angka tersebut akan turun saat perilaku masyarakat kompak menjalankan protokol kesehatan," lanjut dia.

Menurut Wiku, angka kasus COVID-19 di Indonesia bakalan terus meningkat atau stagnan apabila tak ada perubahan perilaku masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan.

WHO Luncurkan Alat Rapid Test Murah Seharga Rp70 Ribu, Bantu Negara Miskin Deteksi Virus Corona

Hal ini termasuk adanya masyarakat yang masih tidak percaya dengan COVID-19.

Wiku menyarankan masyarakat yang menganggap COVID-19 konspirasi untuk mengikuti perkembangan berita di dunia melalui radio, televisi atau internet.

"Ini bukan hoaks, ini adalah kenyataan. Tidak ada orang yang kebal terhadap penyakit ini. Mohon memahami kondisinya, jalankan protokol kesehatan," kata Wiku.

Warga melintas di depan mural bertemakan Covid-19 di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Jumat (28/8/2020). Berdasarkan data pemerintah hingga pukul 12.00 WIB, Kamis (27/8/2020), diketahui total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 162.884 orang sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.
Warga melintas di depan mural bertemakan Covid-19 di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Jumat (28/8/2020). Berdasarkan data pemerintah hingga pukul 12.00 WIB, Kamis (27/8/2020), diketahui total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 162.884 orang sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020. (KOMPAScom/KRISTIANTO PURNOMO)

Wiku kembali mengingatkan masyarakat bahwa potensi penularan Covid-19 dapat ditekan dengan menerapkan protokol 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan secara rutin.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved