Pendidikan

Mahasiswa FMIPA UNY Teliti Obat Jerawat dari Daun Ciplukan

Lima mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mampu mengangkat nilai manfaat daun ciplukan.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Mahasiswa FMIPA UNY Teliti Obat Jerawat dari Daun Ciplukan 

“Harapannya kami bisa membuat langsung krim jerawat ciplukan ini dan bisa bermanfaat untuk masyarakat. Bahan baku daun ciplukan untuk obat jerawat ini belum pernah kami dengar, bahan lain yang kami gunakan pun tidak ada yang berbahaya,” sambungnya.  

Terpisah, Nur Hidayah Br. Karo menjelaskan, bahan yang digunakan dalam produk ini adalah alumunium foil, aquadest, asam asetat, asam stearat, bakteri uji Staphylococcus aureus, daun ciplukan (Physalis angulata L), etanol 96 persen, Fluid Thioglycollate Medium (Acumedia), kertas label, kertas saring, metil paraben, parafin cair, Phytocream, propilenglikol, propilglikol, propil paraben, setil alkohol, dan tokoferol.

Selain itu dibutuhkan alat ekstraksi, alat farmasetik, dan alat uji mikrobiologi. Langkah pertama dalam pembuatannya adalah pembersihan sampel daun ciplukan, dibuat ekstraknya, lalu diolah menjadi krim.

Mulai November, UNY Mulai Gelar Kuliah Tatap Muka Bertahap

Dibuat tiga rancangan formula krim ekstrak etanol daun ciplukan dengan tipe M/A (minyak dalam air) dengan menggunakan variasi konsentrasi emulgator phytocream masing-masing 3 gram pada formulasi 1, 4 gram pada formulasi 2, dan 5 gram pada formulasi 3.

Krim sediaan dibuat dengan cara melebur sediaan minyak (setil alkohol, asam stearat, propil paraben, parafin cair, dan Pytocream) hingga suhu 70 derajat C dan fase air (metil paraben, propilenglikol, dan aquades) dipanaskan hingga 70 derajat C.

Fase minyak dicampur ke dalam fase air lalu dihomogenizer sampai terbentuk masa basis krim yang homogen.

Pada suhu 45-55 derajat C dimasukkan alfa tokoferol dan ekstrak etanol daun ciplukan (yang telah dispersikan dengan sedikit propilenglikol) sedikit demi sedikit ke dalam basis krim lalu dihomogenizer hingga homogen.

Masing-masing formula disimpan dalam wadah krim.

Setelah melalui uji organoleptis, uji tipe emulsi, uji homogenitas, dan uji stabilitas krim di laboratorium formulasi ditemukan krim terbaik, yaitu formulasi 2 dengan jumlah phytocream sebanyak 4 gram. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved