Pembukaan Bioskop Sonobudoyo Masih Menunggu Arahan Pemda DIY

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Operasional bioskop Sonobudoyo masih menunggu arahan dari pemerintah daerah (pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sekitar lima bulan, tempat pemutaran film itu tak menerima kunjungan.

Kepala Museum Negeri Sonobudoyo, Setyawan Sahli mengatakan, dalam waktu dekat ini belum ada rencana untuk membuka kembali operasional bioskop.

"Pihak kami tetap mengarah pada persetujuan dari Pemda DIY, saja. Kalau, sudah diizinkan tentu kami akan melakukan operasional kembali," jelasnya kepada Tribunjogja.com, pada Jumat (04/09/2020).

• Tingkat Kunjungan ke Museum Sonobudoyo Masih Rendah

Pihaknya pun tengah mempersiapkan protokol kesehatan yang disesuaikan dengan keadaan di bioskop.

Ia menerangkan, bioskop merupakan tempat tertutup (indoor) tentunya untuk penyesuaian protokol kesehatan akan berbeda dengan kondisi di luar ruangan.

Satu diantaranya, pada pengaturan jarak antar pengunjung. Pastinya, akan diperketat mengingat pada saat menonton film akan berbeda dengan melihat pameran seni.

"Rencananya akan ada space antar kursi pengunjung. Sehingga, penonton tidak boleh asal duduk, sudah diatur posisinya," ujarnya.

Tak hanya itu, durasi menonton film juga menjadi perhatian. Di mana maksimal hanya 30 menit untuk satu filmnya.

Film yang diputar pun akan cenderung mengenai cerita- cerita pendek atau berkaitan dengan sejarah.

"Untuk kapasitas gedung bioskop bisa menampung sekitar 40 orang. Mungkin, nanti setelah dibuka kembali akan ada pembatasan. Tak hanya itu film yang disediakan pun akan lebih ringan dan ringkas," terangnya.

• Pameran Tunggal Timbul Raharjo Hadir di Museum Sonobudoyo Jogja

Biasanya, dalam kondisi normal bioskop Sonobudoyo dibuka dalam empat gelombang pada pukul 15.00 WIB, 17.00 WIB, 19.00 WIB, dan 21.00 WIB.

Namun, untuk rencananya ke depan saat operasional bioskop dibuka kembali. Pihaknya belum bisa memastikan akan ada berapa gelombang yang akan dibuka.

"Belum bisa kami pastikan. Karena untuk gelombang pastinya disesuaikan dengan tinggi atau tidaknya minat masyarakat juga.Tentunya, tetap mengedepankan prinsip protokol kesehatan," ujarnya. (TRIBUNJOGJA.COM)