Yogyakarta

Seniman Miftah Rizaq Gelar Pameran Terpenjara: Sebuah Perjalanan untuk Kembali Pulang

Pameran tunggal kali ini berlangsung pada 29 Agustus-3 September 2020 di Galeri dan Kafe Tiga Roepa, Jalan Pandega Marta Raya No 43 Yogyakarta.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Miftah Rizaq sedang memberikan penjelasan tentang lukisannya yang berjudul "TERPENJARA". 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Miftah Rizaq, seorang seniman yang kini menekuni seni abstrak menyelenggarakan pameran tunggal karya-karya terbarunya.

Aktivitas pameran karya lukis Miftah Rizag berupa Solo Exhibition “Hitam Diatas Putih” pada 2013 di Semarang dan Solo Exhibition “Sahabat Pensil” pada 2014 di Salatiga.  

Karya-karya Miftah yang khusus dipersiapkan pada pameran tunggal kali ini berlangsung pada 29 Agustus - 13 September 2020 di Galeri dan Kafe Tiga Roepa, Jalan Pandega Marta Raya No 43 Yogyakarta.

Situasi area pameran dikemas seperti sel penjara dengan beberapa simbol yang diletakkan di sana.

Miftah Rizaq Gelar Pameran Tunggal Lukisan Bertajuk Terpenjara

MIftah menjelaskan, karya-karya yang ditampilkan dalam pameran kali ini lahir dari latar belakang peristiwa kelam dalam keluarga besarnya.

Peristiwa yang berakibat pada satu perasaan yang sama, yakni keterpisahan.

“Suatu perasaan yang kemudian membangkitkan keputusasaan, suatu perasaan tidak berguna karena tidak mampu berbuat apa-apa untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang menimpa keluarga besar, juga keluarga kecil saya,” ungkap Miftah dalam keterangannya, Sabtu (29/8/2020).

Masalah yang terjadi kepada Miftah berawal dari kasus yang menimpa ayahnya, yang demikian memukul batinnya.

Sebagai anak tunggal, ia tidak memiliki saudara kandung untuk berkeluh-kesah atau pun berembuk.

Ia hanya mampu berdialog dengan ibu dan istrinya yang berujung pada perdebatan, selebihnya menyalahkan dirinya sendiri.

Kehidupannya menjadi liar hingga berujung pada perpisahan dengan keluarga kecilnya, terutama dua anak yang sangat disayanginya.

Pameran 100 Tokoh dalam Goresan Jeding 2020: Dari Negarawan hingga Seniman

Namun, secara tiba-tiba Miftah melakukan suatu hal yang luar biasa, yaitu pengalihan emosi dan keputusasaan menjadi suatu energi positif untuk menyalurkannya melalui mediasi seni.

Miftah memang merasa “terpenjarakan” oleh perasaannya sendiri, sehingga memerlukan semacam “pengalihan” emosinya. 

Di sinilah titik penting pameran tunggalnya kali ini, yaitu suatu temuan bahwa suatu emosi keterputusasaan bisa menjadi energi positif dalam menumbuhkan semangat berkarya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved