Yogyakarta
Polemik Aksi Gejayan Memanggil, Polisi Minta Masyarakat dan Demonstran Satu Persepsi
Adanya aksi unjuk rasa dengan #Gejayan Memanggil beberapa waktu lalu, wilayah di Jalan Gejayan saat ini menjadi sepi.
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Polemik Gejayan dijadikan sebagai titik aksi demonstrasi kembali menghangat.
Terbaru, warga Gejayan dan sejumlah organisasi menyelenggarakan Focused Group Discussion (FGD) bertajuk 'Polemik omnibus law, antara kritisi dan penolakan aksi', Sabtu (29/8/2020).
Koordinator Front Masyarakat Madani, Waljito mengungkapkan, mengapresiasi upaya demostrasi tersebut.
Namun, pihaknya tak menampik bahwa aksi tersebut juga menimbulkan keresahan pada warga setempat.
"Memang hal itu penyaluran aspirasi yang bagus. Tetapi dari aksi-aksi para mahasiswa itu mendapatkan penolakan dari warga masyarakat yang merasa terganggu dan risih terhadap kegiatan-kegiatan tersebut," jelasnya.
• ARB Bakal Intensifkan Komunikasi dengan Warga Gejayan
Apalagi, wabah Covid-19 juga tengah merebak.
Sehingga aksi-aksi demonstrasi perlu mempertimbangkan banyak hal, termasuk masyarakat sekitar.
"Sejauh ini memang belum ada yang membahas secara rinci bagaimana aksi demonstrasi dilakukan di tengah wabah Covid-19. Dengan harapan aspirasi tetap berjalan, masyarakat tidak terganggu, dan protokol kesehatan dapat dilaksanakan," katanya.
Sementara itu, Dir Binmas Polda DIY Kombes Pol Anjar Gunadi menambahkan, pihaknya berharap terdapat kesepahaman yang baik dalam FGD tersebut.
Sehingga, masyarakat dan demonstran satu persepsi ke depan dalam penyampaian pendapat di muka umum.
"Polisi kan tugasnya memelihara dan menjaga Kamtibmas. Tentunya Jogja harus dijaga kamtibmasnya juga, walaupun ada perbedaan pendapat pada saat menyampaikan aspirasinya," tambahnya.
• Tolak Omnibus Law, Massa Aliansi Rakyat Bergerak Duduki Pertigaan Gejayan
Terkait dengan aksi-aksi yang sudah dilakukan, Kombes Pol Anjar Gunadi mengungkapkan bahwa sudah tercipta komunikasi yang baik dengan pihak kepolisian dan sudah ada diskusi.
Seluruh masyarakat yang akan menyampaikan aspirasinya akan diterima dan ditampung.
Sedangkan Dukuh Mrican Sumarji mengakui bahwa atas adanya aksi unjuk rasa dengan #Gejayan Memanggil beberapa waktu lalu, wilayah di Jalan Gejayan saat ini menjadi sepi.
Ekonomi di sekitar juga menjadi tidak bergerak hingga merugikan orang banyak.
"Kami sebenarnya tidak alergi aksi unjuk rasa, tetapi tempat orasi para mahasiswa itu tidak pada tempatnya dan mengganggu kepentingan umum. Hal itulah yang kami kecewakan terhadap mereka," tandas Sumarji. (TRIBUNJOGJA.COM)