Jawa

Pengembangan KSPN Borobudur Diusulkan dengan Konsep Segitiga Emas

Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur diusulkan menggunakan konsep segitiga emas. Segitiga emas ini menjabarkan pengemba

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Istimewa
Suasana saat pembukaan kembali Candi Borobudur pada 26 Juni 2020 lalu 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur diusulkan menggunakan konsep segitiga emas. Segitiga emas ini menjabarkan pengembangan dalam tiga kategori.

Kategori meso, mikro dan makro yang memuat pengembangan lebih luas dan manfaat ekonomi yang lebih besar.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappeda dan Litbangda) Kabupaten Magelang, Sugiyono, mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan tiga konsep tersebut saat pertemuan dengan utusan Wakil Presiden, bulan Agustus 2019 lalu.

Ia menyampaikan konsep juga soal pengembangan kawasan Borobudur ini. Konsep ini dinamakan tiga segitiga emas.

Segitiga mikro, meso dan makro. Segitiga mikro bagaimana pengembangan kawasan di Borobudur itu sendiri.

Meso, pengembangan kawasan di sekitar Borobudur. Makro, pengembangan yang lebih luas meliputi antar daerah.

Naiki Sepeda Brompton, Sejumlah Artis dan Anggota DPR Promosikan Wisata di Kawasan Borobudur

"Kita mengajukan ke wapres, itu atas hasil koordinasi utusan Wapres ke sini pada tanggal 28 agustus 2019 lalu. Kita menyampaikan bagaimana konsep kita minta ke wapres bagaimana konsep borobudur. Kita sampaikan bahwa kita ada tiga segitiga pengembangan borobudur," tutur Sugiyono, Rabu (12/8/2020).

Lebih lanjut, Segitiga mikro adalah bagaimana segitiga emas yang di Borobudur sendiri. Dari TIC, Terminal, sampai terus, ke Wringin Putih kemudian ke Kujon, kembali ke TIC lagi.

Harapannya di kawasan itu dikembangkan wisata yang khas Borobudur, sebagai magnet besar dan penggerak yang lain. Di situ, kawasan konsentrasi wisata.

"Kemudian pengembangan ekonomi, lebih luas. Itulah ada segitigas emas mezo. Bagaimana dari palbapang, borobudur, blondo ke palbapang. Sebetulnya juga segitiga mezo. Segitiga emas makro, bagaimana dari jogja, semarang, kulonprogo lewat borobudur," kata Sugiyono.

Sebagaimana surat yang dibuat pada 24 September 2019 lalu tentang materi usulan konsultasi publik rencana aksi tahun anggaran 2020-2025, program pembangunan pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan ITMP Borobudur Yogyakarta-Prambanan.

Surat tersebut dikirim ke Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR.

Sentra Kerajinan Makanan Borobudur Dibuka, Diberlakukan Ganjil Genap

"Ini konsepnya hampir sama dengan ke wapres. Sama yang kita usulkan, konsep pembangunan KSPN Borobudur, dalam penyedian amenitas dan aksesibilitas dalam konsep tiga segitiga emas. Kedua adalah, kita usulkan candi borobudur dan sekitar harus dijaga sebagai kawasan cagar budaya nasional dan warisan budaya dunia," tutur Sugiyono.

Pihaknya juga telah menyampaikan ke Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR, soal pengembangan penginapan dan perhotelan di kawasan Borobudur.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved