Kisah Getir Suharto, Pemulung Asal Bojonegoro yang Teguh Rawat Anaknya yang Lumpuh Sejak Bayi

Kisah Getir Suharto, Pemulung Asal Bojonegoro yang Teguh Rawat Anaknya yang Lumpuh Sejak Bayi

Editor: Hari Susmayanti
KOMPAS.com/Hamim
Kondisi Arga (20), remaja asal Desa Sobontoro, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, terbaring lumpuh di atas tempat tidur saat dikunjungi Kompas.com. Selasa (4/8/2020). 

TRIBUNJOGJA.COM, BOJONEGORO - Keteguhan Suharto merawat anaknya, Arga Wahyu Pratama (20) yang mengalami kelumpuhan dan tidak bisa berbicara sejak balita patut diacung jempol.

Bagaimana tidak, dengan keterbatasan ekonomi, Suharto merawat anak yang diadopsinya tersebut dengan sepenuh hati.

Kekurangan fisik anaknya tak membuat Suharto patah semangat untuk menjaga dan memberi kasih sayang remaja yang lahira 21 April 2000 tersebut.

Warga Desa Sobontoro, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang berprofesi sebagai pemulung tersebut harus berjuang sendirian untuk merawat Arga setelah sang istri, Supriyatin meninggal pada 2010 silam.

Kelumpuhan yang mendera Arga, membuatnya hanya bisa terbaring di atas ranjang tempat tidur dan tidak bisa beraktivitas apapun tanpa bantuan dari orang lain.

Untuk sekadar memenuhi kebutuhannya seperti makan dan minum saja, Arga tidak bisa melakukannya sendiri tanpa ada yang menyuapinya.

Bahasa isyarat menjadi alat komunikasi Arga saat membutuhkan sesuatu untuk keperluannya, lantaran lidah dan mulutnya kelu tak mampu bicara dengan baik.

Saat Kompas.com datang bertamu ke rumahnya, melihat Arga yang terbaring seperti memberikan isyarat menyapa dengan berusaha keras menggerak-gerakkan anggota tubuhnya yang kaku.

Di atas ranjang tempat Arga terbaring, tampak sejumlah botol minuman larutan penyegar yang masih terisi air di sekelilingnya untuk persediaan minum, serta toples berisi uang pemberian dari orang.

Kisah Penjual Bakso Tahu di Puncak Gunung Cikuray Garut, Pikul Gerobak ke Ketinggian 2.821 Mpdpl

Kisah Sarjana di Musirawas Utara jalani Ritual Mandir Darah Kerbau, Penuhi Nazar Sang Kakek

Awal Mula Kelumpuhan

Suharto, mengatakan, kelumpuhan yang mendera anak semata wayangnya itu sudah diketahui sejak masih balita di usia sekitar 7 bulan.

"Arga usianya sudah tujuh bulan tapi kok belum bisa tengkurap, gerakan tubuhnya juga kurang aktif layaknya bayi normal pada umumnya,'' kata Suharto, kepada Kompas.com, Selasa (4/8/2020).

Menyadari ada keganjilan terhadap pertumbuhan bayi Arga, Suharto lantas bergegas memeriksakan anaknya ke dokter spesialis anak di Kota Bojonegoro.

Setelah dilakukan pemeriksaan medis termasuk melakukan foto scan atau rontgen pada tubuh Arga, hasilnya ternyata di dalam batang otak Arga terdapat cairan air yang menganggu sarafnya.

Pada saat itu juga dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan operasi terhadap bayi Arga.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved