Kota Yogyakarta

Warga Belajar Pendaftar SPNF SKB Kota Yogyakarta Mengalami Penurunan selama Pandemi

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Yogyakarta memiliki layanan pendidikan kesetaraan

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Maruti A. Husna
Wakil Kepala Bidang Kurikulum UPT SPNF SKB Kota Yogyakarta, Eny Prawasti 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Yogyakarta memiliki layanan pendidikan kesetaraan yang mencakup program Paket A, B, dan C bagi masyarakat di Kota Yogyakarta.

Selama pandemi, terjadi penurunan warga belajar yang mendaftar ke UPT SPNF SKB Kota Yogyakarta.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Kepala Bidang Kurikulum SPNF SKB Kota Yogyakarta, Eny Prawasti.

“Ada penurunan warga belajar yang mendaftar. Penurunan dikarenakan pembelajaran selama pandemi membutuhkan kuota. Ada juga yang tidak punya gawai. Kualitas belajar tidak maksimal,” ujar Eny saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (3/8/2020). 

Namun demikian, lanjut Eny, pendaftar biasanya paling banyak masuk pada September.

Sebab, banyak yang tidak mendapat sekolah formal.

SPNF SKB Kota Yogyakarta Kekurangan SDM ASN Berkompetensi

Ia merincikan, jumlah warga belajar semua paket tahun ajaran 2019-2020 sebanyak 193 orang. Telah lulus dari semua paket tersebut sejumlah 54 orang.

Sementara, per 31 Juli 2020 total pendaftar ada 44 orang, di antaranya Paket A 2 orang, Paket B 15 orang, dan Paket C 27 orang.

“Jumlah ini terus bertambah karena penerimaan warga belajar tidak terbatas waktu seperti di sekolah formal, namun setiap saat. Per 31 Juli 2020 total ada 183 warga belajar,” terangnya.

Sejak muncul pandemi, Eny menjelaskan, pembelajaran di UPT SPNF SKB Kota Yogyakarta dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring dan luring.

Pihaknya pun masih mengalami beberapa kendala, yang utama adalah kendala kuota internet.

“Kendala utama pulsa. Bagi tutor yang kesulitan harus mencari WiFi. Dukungan orang tua warga belajar juga sangat dibutuhkan. Sebaiknya RT menyediakan fasilitas WiFi yang bisa dijadikan fasilitas untuk belajar. Itulah bentuk kepedulian masyarakat kepada kami,” tuturnya.

Eny menambahkan, secara umum PJJ sejak tahun ajaran baru dimulai pada 13 Juli 2020 dapat berjalan lancar. Semua tutor menjalankan tugasnya mengajar.

“Ada juga warga belajar yang mengambil modul ke sini. Biasanya mereka yang belum cukup IT-nya. Modul itu hanya salah satu referensi, selebihnya bisa mencari pengembangan di Google,” tegas Eny.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved