Penjelasan Pakar Iklim Fakultas Geografi UGM Terkait Fenomena Udara Dingin Akhir-akhir Ini
Hal itu disebabkan posisi dari gerak semu matahari di belahan bumi utara, sementara kita berada di belahan bumi selatan.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Muhammad Fatoni
Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia (monsoon dingin Australia) semakin signifikan.
• Fenomena Embun Upas di Dataran Tinggi Dieng Muncul Selama 3 Hari Berturut-turut
• BMKG Prediksi Kemarau Akan Berlangsung hingga Oktober, Ini Sejumlah Wilayah yang Rawan Kekeringan
Hal ini berimplikasi pada penurunan suhu udara yang cukup signifikan pada malam hari di wilayah Indonesia khususnya Jawa, Bali, NTB, dan NTT.
Hary mengatakan, saat puncak kemarau, umumnya umumnya suhu udara lebih dingin dan permukaan bumi lebih kering. Pada kondisi demikian, panas matahari akan lebih banyak terbuang dan hilang ke angkasa.
"Itu yang menyebabkan suhu udara musim kemarau lebih dingin daripada suhu udara musim hujan," kata Harry.
Kandungan air di dalam tanah juga menipis dan uap air di udara sangat sedikit jumlahnya yang dibuktikan dengan rendahnya kelembaban udara. (*)