Penjelasan Pakar Iklim Fakultas Geografi UGM Terkait Fenomena Udara Dingin Akhir-akhir Ini
Hal itu disebabkan posisi dari gerak semu matahari di belahan bumi utara, sementara kita berada di belahan bumi selatan.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Muhammad Fatoni
Sementara untuk dampak pertanian, petani semakin kesulitan menentukan awal dan akhir masa tanam.
Seringkali masa tanam padi belum selesai tapi kondisi sudah kering sehingga mengakibatkan gagal panen.
• BMKG Yogyakarta Sebut, Suhu Dingin di DI Yogyakarta Diperkirakan hingga Agustus
• Penjelasan BMKG Soal Fenomena Suhu Terasa Lebih Dingin Hari Ini
Melihat prediksi musim kemarau yang tidak terlalu parah sebagaimana tahun kemarin, Andung mengungkapkan, bencana yang ditimbulkan diprediksi juga tidak terlalu parah.
Namun, di beberapa lokasi yang rawan kekeringan masih perlu waspada dan sebisa mungkin menghemat air.
Masyarakat bisa melakukan konservasi secara sederhana, misal dengan menanam pohon dan membuat resapan air sehingga saat musim kemarau kondisi tidak akan kering.
Selain itu, potensi kebakaran hutan dan lahan juga masih ada meskipun lebih rendah, sehingga diimbau kepada masyarakat untuk tidak sembarangan membakar sampah ataupun membuang puntung rokok di daerah yang kering.
“Khusus untuk daerah pegunungan cuaca akan menjadi lebih dingin pada malam dan pagi hari dibanding biasanya, derah yang tinggi dan lembab seperti Dieng akan berpotensi rawan embun upas,” tuturnya.
Penjelasan BMKG
Kabid Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Hary Tirto Djatmiko, mengatakan fenomena suhu udara dingin merupakan fenomena alami yang biasa terjadi pada bulan-bulan puncak musim kemarau pada Juli-Agustus.
"Udara terasa dingin di bulan Juli belakangan ini lebih dominan disebabkan karena dalam beberapa hari terakhir di wilayah Indonesia, khususnya Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) kandungan uap di atmosfer cukup sedikit," kata Hary saat dihubungi Kompas.com, Minggu (26/7/2020).
Hary menjelaskan, hal tersebut terlihat dari tutupan awan yang tidak signifikan selama beberapa hari terakhir.

Secara fisis, uap air dan air merupakan zat yang cukup efektif dalam menyimpan energi panas.
Hal ini mengakibatkan rendahnya kandungan uap di atmosfer sehingga membuat energi radiasi yang dilepaskan oleh Bumi ke luar angkasa pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer, dan energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu udara atmosfer di atmosfer lapisan dekat permukaan bumi tidak signifikan.
"Hal inilah yang menyebabkan suhu udara di Indonesia saat malam hari di musim kemarau relatif lebih rendah dibandingkan saat musim hujan atau peralihan," ujar dia.
Selain itu, pada bulan Juni, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Sifat massa udara yang berada di Australia dingin dan kering.