BPPTKG Yogyakarta Laporkan Intensitas Kegempaan Gunung Merapi pada Pekan Ini Cenderung Melandai
Pada minggu ini dilaporkan tidak terjadi hujan dan lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN – Aktivitas Gunung Merapi berdasarkan pantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, pada minggu ini bisa dikatakan melandai bila dibandingkan pekan lalu.
Hal itu salah satunya tergambar dari intensitas kegempaan Gunung Merapi.
“Intensitas kegempaan pada minggu ini relatif lebih rendah dibandingkan minggu lalu,” ujar Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, saat dihubungi Tribunjogja.com, Sabtu (25/7/2020).
Ia menerangkan, dalam minggu ini (Jumat-Kamis, 17-23 Juli 2020) kegempaan Gunung Merapi tercatat 13 kali gempa hembusan (DG), 12 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 55 kali gempa fase banyak (MP), 4 kali gempa low frekuensi (LF), 28 kali gempa guguran (RF), dan 20 kali gempa tektonik (TT).
• Deformasi Terbaru Gunung Merapi, BPPTKG Yogyakarta Sebut Ada Pemendekan Jarak Tunjam 2 Sentimeter
• Obyek Wisata Alam di Taman Nasional Gunung Merapi Akan Direaktivasi Kembali
Adapun terkait deformasi atau perubahan bentuk permukaan tubuh Gunung Merapi karena adanya aktivitas magma, deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada minggu ini menunjukkan adanya pemendekan jarak tunjam sekitar 1 cm.
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BAB ke reflektor RB1 berkisar pada jarak 4.044,690 m hingga 4.044,701 m dan dari BAB ke reflektor RB2 pada kisaran 3.858,995 m hingga 3.859,003 m.
Baseline GPS Klatakan–Plawangan berkisar pada 6.164,05 m hingga 6.164,07 m.

Pada minggu ini, lanjut Hanik, tidak dilaporkan terjadi hujan dan lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Sementara, secara visual cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut.
Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah.
Tinggi asap maksimum 200 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada Rabu (22/7/2020) pukul 09.37 WIB.
“Analisis morfologi area kawah berdasarkan foto dari sektor tenggara tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi kubah. Volume kubah lava berdasarkan pengukuran menggunakan foto udara dengan drone pada 11 Juli 2020 sebesar 200.000 m3,” ungkap Hanik.
• BPBD DIY Mulai Rencanakan Skema Mitigasi Merapi di Tengah Pandemi Covid-19
• BMKG Sebut Gempa Tektonik Berpotensi Pengaruhi Aktivitas Gunung Merapi
Ia menyimpulkan, berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental, kubah lava Gunung Merapi saat ini dalam kondisi stabil.
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan ditetapkan dalam tingkat aktivitas Waspada.
Potensi bahaya saat ini berupa awan panas dari runtuhnya kubah lava dan lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif.
“Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk dan pendakian,” tuturnya. (*)