Kota Yogyakarta
PKL Malioboro Keluhkan Belum Adanya Bantuan Modal di Masa Pandemi Covid-19
Setelah buka kembali sejak tutup beberapa bulan akibat pandemi Covid-19, pengunjung di kawasan Malioboro dianggap PKL masih sepi hingga berimbas pada
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Ari Nugroho
Tak beberapa jauh dengan para PKL, sejumlah pedagang lesehan juga mengaku kesulitan dalam mencari bantuan modal.
"Modal juga cukup tipis bahkan sampai pinjam ke saudara untuk bisa kembali berjualan. Karena ya kondisinya begitu. Pedagang menganggap lebih baik berjualan daripada tidak," ujarnya.
Apalagi, usaha kuliner bukan seperti usaha biasa.
Mereka berharap Pemkot Yogya bisa memberikan bantuan usaha jangka pendek agar dimanfaatkan pedagang sebagai modal awal.
Dia juga mengeluhkan ribetnya sejumlah aturan yang ditetapkan oleh Pemkot Yogya bagi wisatawan.
Para pelancong mesti menjalani sejumlah syarat untuk bisa masuk ke wilayah setempat. Termasuk menjalani tes swab Covid-19.
• Pengunjung Malioboro Capai 600 Orang Rata-rata Perhari
"Begitu kan biayanya jadi besar kalau dia mau berwisata ke Jogja dan itu hanya bisa ditanggung sama mereka yang berduit banyak, kalau masyarakat menengah bagaimana," cetusnya.
Pihaknya meminta Pemkot Yogya untuk dapat menjalankan aturan kesehatan yang ketat sekaligus membuat roda perekonomian bangkit kembali.
Sehingga, perlahan-lahan dampak pandemi Covid-19 bisa segera teratasi.
"Ekonomi masyarakat cukup terpuruk dengan syarat yang diberikan Pemkot. Meski dari kesehatan jalan, tapi di sisi ekonomi terpuruk karena dampaknya pengunjung jadi sepi," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)