Kisah Inspiratif

Pantang Minta-minta, Pasangan Difabel di Yogyakarta Ini Pilih Berjualan Roti untuk Bertahan Hidup

Meski memiliki keterbatasan fisik, pantang bagi mereka berdua untuk meminta-minta dan berpangku tangan.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Miftahul Huda
Pasangan difabel menjajakan dagangan roti di Yogyakarta, Rabu (8/7/2020) 

Suka duka bersama pun telah dilalui.

Pernah suatu ketika, hujan turun begitu deras di sekitaran kampus UNY, tempat mereka berjualan.

Dagangan mereka belum laku satu pun siang itu.

Karena keterbatasan fisik, Parjan pun kesulitan untuk mendorong kursi roda istrinya itu.

"Hujan deras waktu itu. Dagangan belum laku, saya kesulitan untuk mendorong, akhirnya kehujanan di pinggir jalan," urainya.

Meski memiliki keterbatasan fisik, pantang bagi mereka berdua untuk meminta-minta dan berpangku tangan.

Kisah Manusia Silver Bertahan Hidup di Yogyakarta, Bermula dari Pandemi yang Bikin Dagangan Sepi

Setiap harinya, mereka berdua mendapat untung sebesar Rp100 ribu dari berjualan roti tersebut.

"Saya tidak mau minta-minta. Saya masih bisa mencukupi kebutuhan. Untuk bayar listrik dan keperluan. Anak saya sudah bekerja semua. Tapi saya tak ingin merepotkan mereka," tegasnya.

Kisah cinta Parjan dan Erni berawal dari tempat kursus khusus difabel.

Tepatnya tahun 2003 mereka bertemu.

Setelah berbincang dan saling kenal, benih-benih cinta mulai tumbuh.

Akhirnya pada 2012 keduanya memutuskan untuk menikah.

Sampai sekarang, mereka pun hidup mandiri tanpa bergantung pada anak, meski keterbatasan fisik keduanya menyulitkan geraknya. (TRIBUNJOOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved